Kamis, 20 Juni 2013

MENUMBUHKAN JIWA ENTERPRENEUR MUDA YANG RELIGIUS BERSAMA PRAMUKA

Oleh: H. Baim Setiawan[1]

A.   Pendahuluan
Dewasa ini, masalah klasik yang dihadapi bangsa Indonesia adalah masalah kemiskinan yang bermuara pada kurangnya lapangan pekerjaan. Adapun lapangan pekerjaan tidak sesuai dengan jumlah para pencari kerja, tentu saja ini sangat meresahkan. Sehingga, mau tidak mau kita dituntut untuk mengembangkan segala potensi untuk keluar dari permasalahan ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka pengangguran di Indonesia hingga Februari 2013 mengalami penurunan menjadi 7,17 juta orang dibanding Agustus 2012 yang mencapai 7,24 juta orang. Hal ini seiring dengan perbaikan ekonomi sehingga menimbulkan dampak positif bagi pertumbuhan industri di Tanah Air. Kepala BPS Suryamin mengatakan, tingkat pengangguran terbuka Indonesia hingga Februari 2013 sebesar 5,92 persen, menurun dibandingkan tingkat pengangguran pada Agustus 2012 yang masih 6,14 persen. Begitu juga bila dibanding dengan Februari 2012 yang masih 6,32 persen.[2]
Secara statistik memang angka pengangguran berkurang, namun jika dilihat dari realitas betapa masih banyak yang tidak terdata. Jika yang tercatat oleh BPS saja Pusat berjumlah 7 juta lebih, entah berapa banyak lagi manusia Indonesia yang menganggur dan tak terdata oleh BPS. Hanya saja, data dari BPS ini sebagai gambaran bahwa tingkat pengangguran di Indonesi masih tinggi.
Kemudian bagaimana angka pengangguran di Jawa Barat ? Angka pengangguran di Jawa Barat masih tinggi, hingga Februari 2013, angka pengangguran tercatat mencapai 1.815.266 orang. Meski demikian, secara keseluruhan angka pengangguran di Jawa Barat mengalami penurunan."Selama kurun waktu satu tahun terakhir ini, jumlah pengangguran mengalami penurunan sebanyak 153.740 orang. Pada Februari 2012 lalu jumlah pengangguran mencapai 1.969.006 orang, sedangkan pada Februari 2013 turun menjadi 1.815.266 orang," jelas kepala bidang statistik sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat, Dyah Anugrah Kuswardani.[3]
Lalu, posisi anak muda Indonesia dengan tantangan global yang semakin kompleks ini dihadapkan pada dunia serba instan. Kaum muda saat ini telah banyak terlena oleh gaya hidup yang cenderung hedonis serta mengenyampingkan kesungguhan dalam berusaha. Hal ini tentu sangat memprihatinkan, karena kita ketahui bersama bahwa anak muda memiliki posisi sentral dalam pembangunan bangsanya di masa mendatang, baik dalam perbaikan kualitas pendidikan serta kesejahteraan secara umum.
Oleh karena itu, gejolak dan semangat kaum muda sangat perlu untuk diarahkan dalam pengembangan karakter, mendidik mental serta pembangunan jiwanya, salahsatunya adalah dalam hal enterpreneur atau berwirausaha. Ketika kaum muda diberikan pembelajaran kewirausahaan sejak dini, maka yakinlah ia akan menjadi generasi mandiri dan generasi yang mampu menghargai setiap usaha dan tetesan keringat atas usahanya.
Adalah menjadi sebuah kepastian di negeri ini jika kaum muda telah dilatih sejak dini terhadap enterpreneur akan menghasilkan kaum muda yang tangguh, tangguh secara mental dan tangguh pula secara finansial. Namun, ketika mereka tangguh secara finansial, generasi muda pun penting untuk dibekali dasar keyakinan terhadap Tuhannya, yakni keberhasilan yang diperolehnya semata-mata bukanlah atas tangannya sendiri, tapi ada keterlibatan kuasa-Nya.
Hanya saja pertanyaannya adalah bagaimana kita membangun kesadaran pada kaum muda untuk berwirausaha? Dan bagaimana pula kaum muda bisa diasah keyakinannya untuk senantiasa bersandar pada Tuhannya ? serta bagaimana posisi Gerakan Pramuka dalam membangun generasi muda Indonesia menjadi jiwa-jiwa yang mandiri dan religi, mendidik anggotanya menjadi pribadi yang giat berusaha namun tetap bersahaja? Inilah pertanyaan pokok yang mungkin tak akan terbahas secara tuntas melalui forum ini, hanya saja dengan duduk bersama dan berbagi, setidaknya kita akan tercerahkan, kita akan menemukan solusi alternatif sehingga memunculkan ide-ide perubahan tentang kepemudaan, kewirausahaan, kereligiusan dalam bingkai Gerakan Pramuka untuk kaum muda Indonesia.

B.   Yang Muda yang Berwirausaha
Catatan sejarah menjelaskan pada kita secara gamblang bagaimana pemuda menjadi pelopor dari lahirnya setiap perubahan besar. Bila dirunut kebelakang, sebut saja, bagaimana pada abad ke-18 terjadi revolusi di Prancis, mengubah negeri tersebut dari sebuah dunia yang gelap, feodal dan dipasung rezim berkedok agama yang represif dan manipulatif, menjadi sebuah komunitas masyarakat demokratis yang mengakui hak asasi manusia.
Begitu pula di China, dengan bermodal semangat nasionalisme yang dibangkitkan tokoh muda Sun Yat Sen, kekaisaran Negeri Tiongkok yang telah berusia lebih dari seribu tahun runtuh. Begitu pula yang terjadi di Filipina, mereka mampu merebut kemerdekaan dari Spanyol dan akhirnya mampu membentuk republik pertama di Asia adalah buah dari perjuangan para pemuda kala itu, seperti Jose Rizal dan kawan-kawannya.
Di tanah air, ceritanya juga tak kalah menarik, para pemuda yang sejatinya berasal dari berbagai suku bangsa ternyata mampu menurunkan ego primodialisme-nya, untuk membangun sebuah komitmen besar bersama: satu bangsa; satu bahasa; dan satu tanah air; Indonesia, pada tanggal 28 Oktober 1928, yang lebih dikenal dengan sumpah pemuda. Sebuah ikhtiar politik luar biasa yang akhirnya mencapai titik kulminasinya pada proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, yang lagi-lagi juga dimotori oleh pemuda. Ketika itu bahkan sampai harus menculik Soekarno-Hatta dan memaksa proklamasi dibacakan.
Namun perlu dicatat adalah ‘pelajaran’ yang terpenting dari semua ilustrasi itu bukan berhenti sampai pada ‘perubahan’semata. Sebab yang perlu dicermati adalah mengapa sehingga perubahan itu perlu dan bisa dilakukan. Perubahan itu selalu diawali dari kesadaran.
Ya, kedaran untuk berubah dan kesadaran untuk berbenah. Jika disimak dari prolog diatas, bahwa saat ini tak sedikit kaum muda yang terjebak dengan gaya hidup boros dan tak mau berusaha. Maka yang pertamakali harus kita lakukan adalah membangun kesadaran pada diri mereka untuk mengubah mental instan menjadi mental militan, mengubah jiwa rakus menjadi jiwa yang haus akan kebaikan dan kemandirian serta berbenah menjadi lebih baik dan memaksimalkan setiap potensi yang dimiliki untuk menjadi yang terbaik, setidaknya untuk dirinya sendiri.
”Sesungguhnya sebaik-baik mata pencaharian adalah seorang pedagang (entrepreneur)”. Begitulah sabda Nabi Muhammas SAW. Yang diriwayatkan oleh Baihaqy. Maka, alangkah mulianya sebuah pekerjaan, betapa berartinya ketika kita memiliki hasil dari keringat kita sendiri.
Bukankah Sang Nabi sendiri pun adalah seorang enterpreneur sejati, bahkan ia telah melakukan bisnisnya sedari dini, ia telah melakukan perjalanan dan rangka membangun jiwa wirausahanya sejak usia 12 tahun. Begitulah beliau, tidak hanya seorang pebisnis ulung, sekaligus ia menjadi kepala negara bagi rakyatnya, ia pula penuntun dan penutan spiritual yang menyebarkan risalahnya hingga penjuru dunia.
Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok, yaitu peluang dan kemampuan menanggapi peluang. Berdasarkan hal tersebut maka definisi kewirausahaan adalah “tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif dan inovatif.”
Berkaca dari gambaran diatas, maka kaum muda harus dibangunkan dari kantuknya dengan setidaknya beberapa hal untuk pembangunan jiwa enterpreneur ini, diantaranya adalah;
Pertama, membangun motivasi dan sugesti diri. Katakan pada diri kita bahwa kita bisa, ungkapkan pada jiwa kita bahwa kita mampu. Hal ini sangat penting karena, sugesti yang positif akan membentuk motivasi yang positif pula. Ketika motivasi positif telah kuat, ia akan menyingkirkan ketakutan-ketakutan diri, mengenyampingkan rasa malu untuk memulai.
Kedua, perluas wawasan dengan membaca. Memperkaya wawasan dan pengetahuan akan menjadikan kita tahu peluang dan memanfaatkan peluang, dan yang tak kalah penting adalah untuk melejitkan kemampuan kita dalam berwirausaha. Membaca adalah tradisi orang-orang besar, maka jika kita ingin menjadi pengusaha besar, perbanyak membaca tentang biografi orang-orang yang telah sukses dalam karier usahanya, perbanyak membaca tentang strategi usaha dan perbanyak pula membaca peluang dan memanfaatkan peluang usaha sebaik mungkin.
Ketiga, banyaklah berkumpul bersama para wirausahawan. Tak kenal maka tak sayang, begitulah ungkapan yang ada. Jadi, semakin seriang kita berkumpul dengan para pengusaha maka kita akan mengenal perjuangan mereka, strategi usaha mereka dan sangat mungkin akan tertular kesuksesannya pada kita jika kita mampu berbuat sesuai arahan dan pandangan mereka dalam berusaha.
Keempat, jangan takut gagal atau rugi. Kenapa harus berpikir akan rugi jika mencoba saja belum? Jadi, ketakutan akan gagal dan kerugian sebenarnya adalah kegagalan dan kerugian itu sendiri. Setiap awal dan permulaan itu memang sulit, dan kesulitan inilah yang harus kita tembus, maka ketika kita sudah menembusnya bersiaplah untuk menghadapi tantangan selanjutnya.
Kelima, lakukan sekarang. Motivasi dan sugesti sudah kuat, pengetahuan sudah ada, kenal dengan para pengusaha –meskipun dari buku biografi- sudah kita ketahui dan kita sudah berazam untuk tidak takut rugi, jangan tunggu lama lagi, lakukanlah sekarang. Berdaganglah, berwirausahalah sekarang. Karena membaca dan mengenal tidak akan menjadikan kita pengusaha sukses, untuk menjadi gelar “pengusaha” kita harus melakukan saat ini. Mulai dari hal terkecil dan mulai dari saat ini.
Lima dasar untuk membangun kesadaran berwirausaha diatas hanyalah secuil ide tentang upaya membangun kesadaran bagi generasi muda untuk memulai mengembangkan dirinya sebagai pengusaha, menjadi seorang enterpreneur. Dan kunci pokok untuk melakukan bisnis adalah berbisnilah. Mulailah dari sekarang, jangan menunggu lulus sekolah atau usai kuliah. Jika image tentang mencari pekerjaan masih terbetik dalam benak kita, maka bersiaplah untuk terdaftar dalam rentetan orang-orang yang bergelar “pengangguran”. Jadi, mulailah untuk berwirausaha, karena dengan berwirausaha bukan hanya kita akan mempunyai pekerjaan tapi lebih jauh lagi kita akan membuka peluang kerja bagi orang lain.

C.   Pengusaha Muda yang Religi
Dalam pandangan Islam, bekerja dan berusaha, termasuk berwirausaha boleh dikatakan  merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia karena keberadaannya sebagai khalifah fil-ardh dimaksudkan untuk memakmurkan bumi dan membawanya ke arah yang lebih baik. Kerangka pengembangan kewirausahaan di kalangan tenaga pendidik dirasakan sangat penting. Karena pendidik adalah agent of change yang diharapkan mampu menanamkan ciri-ciri, sifat dan watak serta jiwa kewirausahaan atau jiwa entrepreneur bagi peserta didiknya. Disamping itu jiwa entrepreneur juga sangat diperlukan bagi seorang pendidik, karena melalui jiwa ini, para pendidik akan memiliki orientasi kerja yang lebih efisien, kreatif, inovatif, produktif serta mandiri.
Dalam Islam, anjuran untuk berusaha dan giat bekerja sebagai bentuk realisasi dari kekhalifahan manusia tercermin dalam surat Ar-Ra’d: 11 yang maksudnya “ Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu kaum kecuali kaum itu mau mengubah dirinya sendiri”. Yakni siapa saja yang mencapai kemajuan dan kejayaan bila mereka sudah mengubah sebab-sebab kemundurannya yang diawali dengan merumuskan konsepsi kebangkitan. (Yusanto & Kusuma, 2002).
Nabi Muhammad dan sebagian besar sahabat adalah para pedagang dan entrepreneur manca negara. Proses penyebaran Islam ke berbagai penjuru dunia sampai abad 13 M, dilakukan oleh para pedagang muslim. Masuknya Islam ke Indonesia dan upaya penyebarannya di Asia Tenggara, juga dibawa oleh para pedagang tersebut. Bukti nyata hal ini terlihat bahwa di setiap pesisir pantai Indonesia dan Nusantara  penduduknya beragama Islam. Dengan demikian, etos entrepreneurship sesungguhnya memang sangat melekat dan inheren dengan diri umat Islam.
Keberhasilan seorang entrepreneur dalam Islam bersifat independen. Artinya keunggulannya berpusat pada integritas pribadinya, bukan dari luar dirinya. Hal ini selain menimbulkan kehandalan menghadapi tantangan, juga merupakan garansi tidak terjebak dalam praktek–praktek negatif dan bertentangan dengan peraturan, baik peraturan agama maupun peraturan teknis negara tentang usaha. Integritas entrepreneur muslim tersebut terlihat dalam sifat-sifatnya, antara lain:
1.      Niat suci untuk beribadah;
Menjadi enterpreneur bukan hanya berniat untuk memperbaiki diri secara ekonomi, tapi jauh lebih penting aldah menanamkan niat untuk beribadah. Terlalu sederhana jika kita berniat usaha atau berdagang hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, ada yang jauh lebih penting dari itu, yakni ketika kita bekerja dan berusaha adalah untuk menunaikan kewajiban kita sebagai khalifah fil ardhi, yaitu sebagai manusia yang dibebankan amanah oleh Allah untuk memperbaiki diri dan lingkungan dengan senantiasa meluruskan niat hanya untuk Allah semata. Sehingga dengan niat ibadah kita segalanya akan terasa ringan bahkan memunculkan motivasi duniawi dan ukhrawi sekaligus dalam berbisnis.
2.      Bersabar dan bersyukur
Sabar dan syukur adalah dua kendaraan yang harus dimiliki oleh seorang enterpreneur. Karena keduanya akan menyeimbangkan aktivitas usahanya. Ketika ia mendapat keuntungan, maka bersyukur adalah cara terbaik. Adapun sebaliknya, jika memperoleh kerugian maka sabar adalah jalan tepat untuk terhindar dari frustrasi yang berkelanjutan.
3.      Suka menyambung tali silaturahim
Para pedagang dan pengusaha muslim adalah orang-orang yang suka membangun koneksi, ia senantiasa menyambung tali silaturahim dan mempererat tali persaudaraan. Karena sejatinya bisnis membutukan orang lain, maka dengana menyambung dan mempererat tali silaturahim akan berdampak positif terhadap perkembangan usahanya dan peningkatan pemasukan dari orang-orang yang dikenalnya.
4.      Bersikap jujur dan amanah
Jujur dan amanah adalah pondasi tiang-tiang yang akan menyangga kesuksesan dalam enterpreneurship. Seorang enterpreneur akan senantiasa mengatakan yang sesungguhnya jika ada kekurangan dan akan bersikap amanah jika ia dibebankan tugas atau diberikan keperrcayaan pada bidang usahanya. Karena dengan kejujuran inilah Sang Nabi menjadi saudagar muda yang sukses, dengan sikap amanahnya pula dia mendapat keuntungan lebih dibandingkan dengan pedagang yang lainnya.
5.      Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
Ilmu pengetahuan dan ketrampilan, dua pilar bagi pelaksanaan suatu usaha. Oleh karenanya, memenej usaha berdasarkan ilmu dan ketrampilan di atas landasan iman dan ketaqwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan seorang entrepreneur.
6.      Rendah hati
Enterpreneur ‘biasa’ mungkin akan memiliki kebanggan yang berlebihan sehingga ia angkuh dan terkadang merendahkan yang lainnya. Namun, bagi enterpreneur muslim, rendah hati adalah cara lain sebagai penarik minat dan usaha bagi orang lain untuk meningkatkan kesuksesannya. Dan seorang enterpreneur muslim menyadari benar bahwa keberhasilan dalam usahanya ia tidak sendiri, membutukan bantuan orang-orang disekitarnya sehingga ia merendahkan hati sebagai bentuk rasa terimakasih.
7.      Membayar zakat dan infak
Seorang enterpreneur muslim tak pernah lalai untuk mengeluarkan zakat yang sudah barang kewajiban jika hartanya mencapai nishab, dan sudah tentu pula ia akan rajin bersedekah untuk memudahkan rizkinya. Karena dalam sedekah itulah rizki berdatangan dan musibah terhindarkan kata baginda Nabi.
Melalui konteks kekinian, sangat banyak pengusaha-pengusaha muda yang melandaskan setiap usaha dan bisnisnya sesuai dengan tuntutan agamanya. Karena mereka sadar benar bahwa usaha yang berazaskan agama tidak hanya memberikan kebahagiaan secara duniawi saja, tetapi memberikan ketenangan dalam bathin. Dan Melalui jiwa kewirausahaan ini mereka mampu menciptakan identitas diri dan kredibilitas pribadi yang mumpuni yang mampu menebarkan manfaat bagi yang manusia lainnya dan bagi Tuhannya.

D.   Peran Nyata Gerakan Pramuka Jawa Barat dalam Membangun Enterpreneur Muda yang Bersahaja

Sejatinya Gerakan Pramuka telah memilki kode etik moral yang menuntun para anggotanya untuk memiliki jiwa enterpreneur dan religius sekaligus, yaitu Dasa Darma. Dalam setiap poinnya, Dasa Darma adalah cerminan yang harus difahami sebagai manifestasi prilaku dan aktivitas seorang Pramuka.
Gerakan Pramuka yang merupakan organisasi pendidikan bagi kaum muda dan remaja Indonesia sangat mendukung dan mengapresiasi bahkan mendorong anggotanya untuk memiliki etos enterpreneurship. Bahkan Gerakan Pramuka Jawa barat telah melakukan upaya-upaya untuk mendorong anggotanya untuk terjun langsung dalam berbagai bidang usaha ekonomi untuk pembangunan karakter yang mandiri.
Beberapa upaya yang telah dan akan dilakukan oleh Gerakan Pramuka Kwartir Daerah Jawa Barat dalam rangka mengembangkan jiwa enterpreneurship pada generasi muda diantaranya adalah :
1.    Kerjasama dengan Disperindagkop dan UMKM
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM sangat mengapresiasi untuk menerikan pelatihan keterampilan kewirausahaan dan perkoperasian bagi anggota Pramuka, dan Kwarda Jawa Barat telah menjalin kerjasama yang baik dalam melakukan pelatihan bagi anggota Pramuka untuk memberikan wawasan, keterampilan dan motivasi bagi anggota Pramuka Jawa Barat agar ikut aktif dan terlibat dalam berwirausaha.
2.    Pembentukan Saka Telematika
Melalui kerjasama dengan PT. Telkom Gerakan Pramuka Jawa Barat telah meluncurkan Satuan Karya Telematika dalam rangka mewadahi anggota Pramuka Penegak dan Pandega yang memiliki bakat dan minat di bidang informasi dan telekomunikasi. Karena tak bisa ditolak arus telekomunikasi dan informasi tak bisa dibendung, dan sebagai langkah nyata untuk mengembangkan jiwa enterpreneur yang yang melek IT, Gerakan Pramuka Jabar membentuk Saka Telematika. Dan kita ketahui bersama bahwa media internet melalui jejaring sosialnya telah menimbulkan arus bisnis baru dan sangat menjanjikan.
3.    Perintisan Saka Wira Usaha
Saka Wirausaha dibentuk untuk menyalurkan Pramuka Penegak dan Pandega dalam bidang usaha kreatif, industri dan berbagai keterampilan usaha ekonomi. Dalam hal ini Gerakan Pramuka Jawa Barat tengah merintis pembentukan Saka Wirausaha yang pada nantinya diharapkan anggota Pramuka Penegak dan Pandega mampu mandiri secara materi, berpenghasilan dan tidak mengandalakn pencarian hidupnya dari sekedar menjadi PNS atau karyawan saja, tetapi mampu memiliki kerja yang dibangunnya sendiri dan lebih jauh lagi adalah menciptakan lapangan pekerjaan.
4.    Bekerjasama dengan Bank BTPN Syari’ah
Anggota Pramuka Penegak dan Pandega Jawa Barat telah banyak menjadi karyawan Bank BTPN, dan diantara mereka telah banyak yang menjadi Wakil Manajer dan Manajer Sentra. Maka, tentu saja hal ini membuka peluang bagi Pramuka Penegak dan Pandega yang berminat di dunia perbankan untuk mencari pengalaman kerja dan berpenghasilan. Melalui pendekatan dan kerjasama antara Bank BTPN dan Kwartir Daerah Jawa Barat sangata membantu dalam pengembangan dunia usaha perbankan dan juga dalam rangka menekan angka pengangguran dana kemiskinan.
5.    “Scout Tea” TehRasa Pramuka
Scout Tea merupakan salahsatu bentuk usaha dari Gerakan Pramuka Jawa Barat dalam bisnis secara langsung dengan meluncurkan produk minuman segar teh yang diberi nama “Scout Tea” atau Teh Rasa Pramuka. Meskipun belum berkembang dengan dinamis, namun ini merupakan inovatif yang patut diperhatikan, karena setiap bisnis selalu menyajikan peluang yang menjanjikan.
6.    “Scoutainment” Infotainment ala Pramuka
Charlie Setia Band yang didaulat menjadi “Duta Pramuka Jawa Barat” merupakan sebuah pendekatan yang telah dilakukan Gerakan Pramuka Jawa Barat untuk menjadikan Pramuka sebagai branding topik dan lebih banyak merih minat kaum muda untuk tertarik dan aktif dalam organisasi Gerakan Pramuka, dan ini hanyalah permulaan. Pada perkembangannya nanti, bagaimana seorang Pramuka mampu memanfaatkan kondisi ini dengan baik sebagai ladang usaha untuk dapat tembus di media cetak dan media televisi. Lalu hubungan ekonominya adalah dengan menjadikan seorang Pramuka terlibat di dunia hiburan baik sebagai pelaku ataupun profesional, karena diketahui bersama bahwa dunia hiburan adalah bisnis yang menjanjikan.
Keenam bentuk  usaha nyata Gerakan Pramuka Jawa Barat dalam andilnya mendorong dan membantu program pemerintah melalui pendidikan bagi kaum muda dan remaja hanyalah sebagian kecil dari usaha yang ada. Namun yang pasti, Gerakan Pramuka khususnya di Jawa Barat memiliki komitmen yang jelas dalam membantu program pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja, mencerdaskan kaum muda dengan wawasan dan keterampilan serta tanpa melupakan pembentukan karakter dan moral mereka sebagai integritas dan jatidiri seorang Pramuka.
Sebenarnya masih banyak bentuk usaha yang akan dan telah dikembangkan Gerakan Pramuka Jawa Barat, seperti bisnis perhotelan, outbond, Penyewaan Bumi Perkemahan Kiara Payung, dan sebagainya. Namun, dibalik semua usaha ekonomi tersebut Gerakan Pramuka senantiasa memiliki misi sosial, dan ini yang menjadi ‘pembeda’ antara bisnis yang dilakukan oleh Gerakan Pramuka dengan organisasi lainnya.
Gerakan Pramuka memang organisasi non profit, tapi dengan berbagai usaha ekonomi yang menghasilkan, Gerakan Pramuka mampu mengembangkan serta meningkatkan misi sosialnya lebih dalam, lebih jauh dan lebih banyak membantu masyarakat sebagaiman yang sering dielu-elukan oleh kak Dede Yusuf selaku Ketua Kwartir Daerah Jawa Barat yakni “Dari Pramuka, Oleh Pramuka, Untuk Masyarakat” serta jargon  “Pramuka Pribadi Bangsaku”. Dan yang tak kalah penting dengan ditunjang perbaikan ekonomi dari anggota Pramuka, maka tugas Gerakan Pramuka yang “katara, karampa tur karasa” oleh masyarakat akan semakin ajeg dan Gerakan Pramuka tidak hanya dipandang organisasi untuk anak-anak dan remaja yang hanya bisa bernyanyi, bermain dan tepuk tangan belaka.

E.   Penutup
Langkah Gerakan Pramuka untuk membangun generasi muda dari berbagai aspek pribadinya mempunyai peran yang amat strategis, karena Gerakan Pramuka berinteraksi langsung dengan kaum muda, menyerap seluruh aspirasi mereka, mengembangkannya dan mengarahkan setiap potensi yang dimilikinya. Sehingga organisasi ini tidak hanya mapan dalam bidang pembanguan karakter yang bersifat fisik, tapi juga matang dalam menumbuhkan pribadinya yang mandiri, bertanggungjawab, amanah dan tidak menjadi beban masyarakat justru menjadi kader pembangunan masyarakat.
Melalui pengamalan Dasa Darma yang merupakan cerminan seorang anggota Pramuka, sudah semestinya jiwa enterpreneur ini menyatu, hanya saja setiap pendidikan memerlukan proses, dan Gerakan Pramuka Jawa Barat tengah melakukan proses untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan bagi anggotanya. Maka, dengan dukunganan dari berbagai pihak, generasi muda yang tergabung dalam Gerakan Pramuka akan menjadi pemuda-pemuda yang berhasil dari segi finansiil, yang sukses dibidang pembanguna masyarakat, akan bisa menjadi pemimpin-pemimpin masa depan yang amanah dan menjadi manusia-manusia Indonesia yang unggul dalam prestasi dan berkarakter mulia.
Sebagai konsekuensi pentingnya kegiatan entrepreneurship, Gerakan Pramuka menekankan pentingnya pembangunan dan penegakkan budaya entrepreneurship dalam kehidupan setiap anggotanya. Budaya entrepreneurship seorang Pramuka itu bersifat manusiawi dan berlandaskan moral dan agama, berbeda dengan budaya profesi lainnya yang tidak menjadikan pertimbangan agama sebagai landasan kerjanya. Dengan demikian pendidikan entrepreneur Pramuka akan memiliki sifat-sifat dasar yang mendorongnya untuk menjadi pribadi yang kreatif dan handal dalam menjalankan usahanya atau menjalankan aktivitas pada perusahaan tempatnya bekerja.
Jiwa entrepreneur seseorang bukanlah merupakan faktor keturunan, namun dapat dipelajari secara ilmiah dan ditumbuhkan bagi siapapun juga. Pendidikanentrepreneurship dapat dilakukan apabila pendidik sudah memiliki jiwa entrepreneur yang tinggi. Yang penting dan yang utama dari pendidikan entrepreneurship adalah semangat untuk terus mencoba dan belajar dari pengalaman. “Gagal itu biasa, berusaha terus itu yang luar biasa”, mungkin seperti itulah gambaran yang harus dikembangkan oleh manusia-manusia Indonesia agar tetap eksis dalam pertarungan bisnis yang semakin transparan dan terbuka.
Dengan semangat yang terus digelorakan untuk membina generasi muda yang bermental wirausaha sekaligus menanamkan karakter ke-Indonesiaan yang berlandaskan agama yang kokoh melalui Gerakan Pramuka, insyaAllah kaum muda Indonesia dapat menerawang masa depan yang cerah dan cemerlang.
Wallahu A’lam ...



[1] Wakil Ketua Kwartir Daerah Jawa Barat Bidang Usaha & Kerjasama
[2] kompas.com
[3] galamedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar