A. Pendahuluan
Dewasa
ini, masalah klasik yang dihadapi bangsa Indonesia adalah masalah kemiskinan yang
bermuara pada kurangnya lapangan pekerjaan. Adapun lapangan pekerjaan tidak
sesuai dengan jumlah para pencari kerja, tentu saja ini sangat meresahkan.
Sehingga, mau tidak mau kita dituntut untuk mengembangkan segala potensi untuk
keluar dari permasalahan ini.
Badan
Pusat Statistik (BPS) mencatat angka pengangguran di Indonesia hingga Februari
2013 mengalami penurunan menjadi 7,17 juta orang dibanding Agustus 2012 yang
mencapai 7,24 juta orang. Hal ini seiring dengan perbaikan ekonomi sehingga menimbulkan
dampak positif bagi pertumbuhan industri di Tanah Air. Kepala BPS Suryamin
mengatakan, tingkat pengangguran terbuka Indonesia hingga Februari 2013 sebesar
5,92 persen, menurun dibandingkan tingkat pengangguran pada Agustus 2012 yang
masih 6,14 persen. Begitu juga bila dibanding dengan Februari 2012 yang masih
6,32 persen.[2]
Secara
statistik memang angka pengangguran berkurang, namun jika dilihat dari realitas
betapa masih banyak yang tidak terdata. Jika yang tercatat oleh BPS saja Pusat
berjumlah 7 juta lebih, entah berapa banyak lagi manusia Indonesia yang
menganggur dan tak terdata oleh BPS. Hanya saja, data dari BPS ini sebagai
gambaran bahwa tingkat pengangguran di Indonesi masih tinggi.
Kemudian
bagaimana angka pengangguran di Jawa Barat ? Angka
pengangguran di Jawa Barat masih tinggi, hingga Februari 2013, angka
pengangguran tercatat mencapai 1.815.266 orang. Meski demikian, secara
keseluruhan angka pengangguran di Jawa Barat mengalami penurunan."Selama
kurun waktu satu tahun terakhir ini, jumlah pengangguran mengalami penurunan
sebanyak 153.740 orang. Pada Februari 2012 lalu jumlah pengangguran mencapai
1.969.006 orang, sedangkan pada Februari 2013 turun menjadi 1.815.266
orang," jelas kepala bidang statistik sosial Badan Pusat Statistik (BPS)
Provinsi Jawa Barat, Dyah Anugrah Kuswardani.[3]
Lalu,
posisi anak muda Indonesia dengan tantangan global yang semakin kompleks ini
dihadapkan pada dunia serba instan. Kaum muda saat ini telah banyak terlena
oleh gaya hidup yang cenderung hedonis serta mengenyampingkan kesungguhan dalam
berusaha. Hal ini tentu sangat memprihatinkan, karena kita ketahui bersama bahwa anak muda memiliki
posisi sentral dalam pembangunan bangsanya di masa mendatang, baik dalam
perbaikan kualitas pendidikan serta kesejahteraan secara umum.
Oleh
karena itu, gejolak dan semangat kaum muda sangat perlu untuk diarahkan dalam
pengembangan karakter, mendidik mental serta pembangunan jiwanya, salahsatunya
adalah dalam
hal enterpreneur atau berwirausaha. Ketika kaum muda diberikan pembelajaran kewirausahaan
sejak dini, maka yakinlah ia akan menjadi generasi mandiri dan generasi yang
mampu menghargai setiap usaha dan tetesan keringat atas usahanya.
Adalah
menjadi sebuah kepastian di negeri ini jika kaum muda telah dilatih sejak dini terhadap
enterpreneur akan menghasilkan kaum muda yang tangguh, tangguh secara mental
dan tangguh pula secara finansial. Namun, ketika mereka tangguh secara
finansial, generasi muda pun penting untuk dibekali dasar keyakinan terhadap
Tuhannya, yakni keberhasilan yang diperolehnya semata-mata bukanlah atas tangannya sendiri, tapi ada keterlibatan
kuasa-Nya.
Hanya
saja pertanyaannya adalah bagaimana kita membangun kesadaran pada kaum muda
untuk berwirausaha? Dan bagaimana pula kaum muda bisa diasah keyakinannya untuk
senantiasa bersandar pada Tuhannya ? serta bagaimana posisi Gerakan Pramuka
dalam membangun generasi muda Indonesia menjadi jiwa-jiwa yang mandiri dan
religi, mendidik anggotanya menjadi pribadi yang giat berusaha namun tetap
bersahaja? Inilah pertanyaan pokok yang mungkin tak akan terbahas secara tuntas
melalui forum ini, hanya saja dengan duduk bersama dan berbagi, setidaknya kita akan tercerahkan, kita
akan menemukan solusi alternatif sehingga memunculkan ide-ide perubahan tentang
kepemudaan, kewirausahaan, kereligiusan dalam bingkai Gerakan Pramuka untuk
kaum muda Indonesia.
B. Yang Muda yang Berwirausaha
Catatan
sejarah menjelaskan pada kita secara gamblang bagaimana pemuda menjadi pelopor
dari lahirnya setiap perubahan besar. Bila dirunut kebelakang, sebut saja,
bagaimana pada abad ke-18 terjadi revolusi di Prancis, mengubah negeri tersebut
dari sebuah dunia yang gelap, feodal dan dipasung rezim berkedok agama yang
represif dan manipulatif, menjadi sebuah komunitas masyarakat demokratis yang
mengakui hak asasi manusia.
Begitu
pula di China, dengan bermodal semangat nasionalisme yang dibangkitkan tokoh
muda Sun Yat Sen, kekaisaran Negeri Tiongkok yang telah berusia lebih dari
seribu tahun runtuh. Begitu pula yang terjadi di Filipina, mereka mampu merebut
kemerdekaan dari Spanyol dan akhirnya mampu membentuk republik pertama di Asia
adalah buah dari perjuangan para pemuda kala itu, seperti Jose Rizal dan
kawan-kawannya.
Di
tanah air, ceritanya juga tak kalah menarik, para pemuda yang sejatinya berasal
dari berbagai suku bangsa ternyata mampu menurunkan ego primodialisme-nya,
untuk membangun sebuah komitmen besar bersama: satu bangsa; satu bahasa; dan
satu tanah air; Indonesia, pada tanggal 28 Oktober 1928, yang lebih dikenal
dengan sumpah pemuda. Sebuah ikhtiar politik luar biasa yang akhirnya mencapai
titik kulminasinya pada proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, yang lagi-lagi
juga dimotori oleh pemuda. Ketika itu bahkan sampai harus menculik
Soekarno-Hatta dan memaksa proklamasi dibacakan.
Namun
perlu dicatat adalah ‘pelajaran’ yang terpenting dari semua ilustrasi
itu bukan berhenti sampai pada ‘perubahan’semata.
Sebab yang perlu dicermati adalah mengapa sehingga perubahan itu perlu dan bisa
dilakukan. Perubahan itu selalu diawali dari kesadaran.
Ya,
kedaran untuk berubah dan kesadaran untuk berbenah. Jika disimak dari prolog
diatas, bahwa saat ini tak sedikit kaum muda yang terjebak dengan gaya hidup
boros dan tak mau berusaha. Maka yang pertamakali harus kita lakukan adalah
membangun kesadaran pada diri mereka untuk mengubah mental instan menjadi
mental militan, mengubah jiwa rakus menjadi jiwa yang haus akan kebaikan dan
kemandirian serta berbenah menjadi lebih baik dan memaksimalkan setiap potensi
yang dimiliki untuk menjadi yang terbaik, setidaknya untuk dirinya sendiri.
”Sesungguhnya sebaik-baik mata
pencaharian adalah seorang pedagang (entrepreneur)”.
Begitulah sabda Nabi Muhammas SAW. Yang diriwayatkan oleh Baihaqy. Maka,
alangkah mulianya sebuah pekerjaan, betapa berartinya ketika kita memiliki
hasil dari keringat kita sendiri.
Bukankah
Sang Nabi sendiri pun adalah seorang enterpreneur sejati, bahkan ia telah
melakukan bisnisnya sedari dini, ia telah melakukan perjalanan dan rangka
membangun jiwa wirausahanya sejak usia 12 tahun. Begitulah beliau, tidak hanya
seorang pebisnis ulung, sekaligus ia menjadi kepala negara bagi rakyatnya, ia
pula penuntun dan penutan spiritual yang menyebarkan risalahnya hingga penjuru
dunia.
Berwirausaha melibatkan dua unsur
pokok, yaitu peluang dan kemampuan menanggapi peluang. Berdasarkan hal tersebut
maka definisi kewirausahaan adalah “tanggapan terhadap peluang usaha yang
terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi
usaha yang melembaga, produktif dan inovatif.”
Berkaca
dari gambaran diatas, maka kaum muda harus dibangunkan dari kantuknya dengan
setidaknya beberapa hal untuk pembangunan jiwa enterpreneur ini, diantaranya
adalah;
Pertama, membangun
motivasi dan sugesti diri. Katakan pada diri kita bahwa kita bisa, ungkapkan
pada jiwa kita bahwa kita mampu. Hal ini sangat penting karena, sugesti yang
positif akan membentuk motivasi yang positif pula. Ketika motivasi positif
telah kuat, ia akan menyingkirkan ketakutan-ketakutan diri, mengenyampingkan
rasa malu untuk memulai.
Kedua, perluas wawasan
dengan membaca. Memperkaya wawasan dan pengetahuan akan menjadikan kita tahu
peluang dan memanfaatkan peluang, dan yang tak kalah penting adalah untuk
melejitkan kemampuan kita dalam berwirausaha. Membaca adalah tradisi
orang-orang besar, maka jika kita ingin menjadi pengusaha besar, perbanyak
membaca tentang biografi orang-orang yang telah sukses dalam karier usahanya,
perbanyak membaca tentang strategi usaha dan perbanyak pula membaca peluang dan
memanfaatkan peluang usaha sebaik mungkin.
Ketiga, banyaklah berkumpul
bersama para wirausahawan. Tak kenal maka tak sayang, begitulah ungkapan yang
ada. Jadi, semakin seriang kita berkumpul dengan para pengusaha maka kita akan
mengenal perjuangan mereka, strategi usaha mereka dan sangat mungkin akan
tertular kesuksesannya pada kita jika kita mampu berbuat sesuai arahan dan
pandangan mereka dalam berusaha.
Keempat, jangan
takut gagal atau rugi. Kenapa harus berpikir akan rugi jika mencoba saja belum?
Jadi, ketakutan akan gagal dan kerugian sebenarnya adalah kegagalan dan
kerugian itu sendiri. Setiap awal dan permulaan itu memang sulit, dan kesulitan
inilah yang harus kita tembus, maka ketika kita sudah menembusnya bersiaplah
untuk menghadapi tantangan selanjutnya.
Kelima, lakukan sekarang.
Motivasi dan sugesti sudah kuat, pengetahuan sudah ada, kenal dengan para
pengusaha –meskipun dari buku biografi- sudah kita ketahui dan kita sudah
berazam untuk tidak takut rugi, jangan tunggu lama lagi, lakukanlah sekarang.
Berdaganglah, berwirausahalah sekarang. Karena membaca dan mengenal tidak akan
menjadikan kita pengusaha sukses, untuk menjadi gelar “pengusaha” kita harus
melakukan saat ini. Mulai dari hal terkecil dan mulai dari saat ini.
Lima
dasar untuk membangun kesadaran berwirausaha diatas hanyalah secuil ide tentang
upaya membangun kesadaran bagi generasi muda untuk memulai mengembangkan
dirinya sebagai pengusaha, menjadi seorang enterpreneur. Dan kunci pokok untuk
melakukan bisnis adalah berbisnilah. Mulailah dari sekarang, jangan menunggu
lulus sekolah atau usai kuliah. Jika image tentang mencari pekerjaan masih
terbetik dalam benak kita, maka bersiaplah untuk terdaftar dalam rentetan
orang-orang yang bergelar “pengangguran”. Jadi, mulailah untuk berwirausaha,
karena dengan berwirausaha bukan hanya kita akan mempunyai pekerjaan tapi lebih
jauh lagi kita akan membuka peluang kerja bagi orang lain.
C. Pengusaha Muda yang Religi
Dalam pandangan Islam, bekerja dan
berusaha, termasuk berwirausaha boleh dikatakan merupakan bagian tak
terpisahkan dari kehidupan manusia karena keberadaannya sebagai khalifah
fil-ardh dimaksudkan untuk memakmurkan bumi dan membawanya ke arah
yang lebih baik. Kerangka pengembangan kewirausahaan di kalangan tenaga
pendidik dirasakan sangat penting. Karena pendidik adalah agent of
change yang diharapkan mampu menanamkan ciri-ciri, sifat dan watak
serta jiwa kewirausahaan atau jiwa entrepreneur bagi peserta
didiknya. Disamping itu jiwa entrepreneur juga sangat
diperlukan bagi seorang pendidik, karena melalui jiwa ini, para pendidik akan
memiliki orientasi kerja yang lebih efisien, kreatif, inovatif, produktif serta
mandiri.
Dalam Islam, anjuran untuk berusaha
dan giat bekerja sebagai bentuk realisasi dari kekhalifahan manusia tercermin
dalam surat Ar-Ra’d: 11 yang maksudnya “ Sesungguhnya Allah tidak akan
mengubah suatu kaum kecuali kaum itu mau mengubah dirinya sendiri”. Yakni
siapa saja yang mencapai kemajuan dan kejayaan bila mereka sudah mengubah sebab-sebab kemundurannya yang
diawali dengan merumuskan konsepsi kebangkitan. (Yusanto & Kusuma, 2002).
Nabi
Muhammad dan sebagian besar sahabat adalah para pedagang dan entrepreneur manca
negara. Proses penyebaran Islam ke berbagai penjuru dunia sampai abad 13 M,
dilakukan oleh para pedagang muslim. Masuknya Islam ke Indonesia dan upaya
penyebarannya di Asia Tenggara, juga dibawa oleh para pedagang tersebut. Bukti
nyata hal ini terlihat bahwa di setiap pesisir pantai Indonesia dan
Nusantara penduduknya beragama Islam. Dengan demikian, etos
entrepreneurship sesungguhnya memang sangat melekat dan inheren dengan diri
umat Islam.
Keberhasilan seorang entrepreneur dalam
Islam bersifat independen. Artinya keunggulannya berpusat pada integritas
pribadinya, bukan dari luar dirinya. Hal ini selain menimbulkan kehandalan
menghadapi tantangan, juga merupakan garansi tidak terjebak dalam
praktek–praktek negatif dan bertentangan dengan peraturan, baik peraturan agama
maupun peraturan teknis negara tentang usaha. Integritas entrepreneur muslim
tersebut terlihat dalam sifat-sifatnya, antara lain:
1.
Niat
suci untuk beribadah;
Menjadi enterpreneur bukan hanya
berniat untuk memperbaiki diri secara ekonomi, tapi jauh lebih penting aldah
menanamkan niat untuk beribadah. Terlalu sederhana jika kita berniat usaha atau
berdagang hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, ada yang jauh lebih
penting dari itu, yakni ketika kita bekerja dan berusaha adalah untuk
menunaikan kewajiban kita sebagai khalifah
fil ardhi, yaitu sebagai manusia yang dibebankan amanah oleh Allah untuk
memperbaiki diri dan lingkungan dengan senantiasa meluruskan niat hanya untuk
Allah semata. Sehingga dengan niat ibadah kita segalanya akan terasa ringan
bahkan memunculkan motivasi duniawi dan ukhrawi sekaligus dalam berbisnis.
2.
Bersabar
dan bersyukur
Sabar dan syukur adalah dua
kendaraan yang harus dimiliki oleh seorang enterpreneur. Karena keduanya akan
menyeimbangkan aktivitas usahanya. Ketika ia mendapat keuntungan, maka
bersyukur adalah cara terbaik. Adapun sebaliknya, jika memperoleh kerugian maka
sabar adalah jalan tepat untuk terhindar dari frustrasi yang berkelanjutan.
3.
Suka
menyambung tali silaturahim
Para pedagang dan pengusaha muslim
adalah orang-orang yang suka membangun koneksi, ia senantiasa menyambung tali
silaturahim dan mempererat tali persaudaraan. Karena sejatinya bisnis
membutukan orang lain, maka dengana menyambung dan mempererat tali silaturahim
akan berdampak positif terhadap perkembangan usahanya dan peningkatan pemasukan
dari orang-orang yang dikenalnya.
4.
Bersikap
jujur dan amanah
Jujur dan amanah adalah pondasi
tiang-tiang yang akan menyangga kesuksesan dalam enterpreneurship. Seorang
enterpreneur akan senantiasa mengatakan yang sesungguhnya jika ada kekurangan
dan akan bersikap amanah jika ia dibebankan tugas atau diberikan keperrcayaan
pada bidang usahanya. Karena dengan kejujuran inilah Sang Nabi menjadi saudagar
muda yang sukses, dengan sikap amanahnya pula dia mendapat keuntungan lebih
dibandingkan dengan pedagang yang lainnya.
5.
Meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan
Ilmu
pengetahuan dan ketrampilan, dua pilar bagi pelaksanaan suatu usaha. Oleh
karenanya, memenej usaha berdasarkan ilmu dan ketrampilan di
atas landasan iman dan ketaqwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan
seorang entrepreneur.
6.
Rendah
hati
Enterpreneur
‘biasa’ mungkin akan memiliki kebanggan yang berlebihan sehingga ia angkuh dan
terkadang merendahkan yang lainnya. Namun, bagi enterpreneur muslim, rendah
hati adalah cara lain sebagai penarik minat dan usaha bagi orang lain untuk
meningkatkan kesuksesannya. Dan seorang enterpreneur muslim menyadari benar
bahwa keberhasilan dalam usahanya ia tidak sendiri, membutukan bantuan
orang-orang disekitarnya sehingga ia merendahkan hati sebagai bentuk rasa
terimakasih.
7.
Membayar zakat dan infak
Seorang
enterpreneur muslim tak pernah lalai untuk mengeluarkan zakat yang sudah barang
kewajiban jika hartanya mencapai nishab, dan sudah tentu pula ia akan rajin
bersedekah untuk memudahkan rizkinya. Karena dalam sedekah itulah rizki
berdatangan dan musibah terhindarkan kata baginda Nabi.
Melalui konteks kekinian, sangat banyak pengusaha-pengusaha
muda yang melandaskan setiap usaha dan bisnisnya sesuai dengan tuntutan
agamanya. Karena mereka sadar benar bahwa usaha yang berazaskan agama tidak
hanya memberikan kebahagiaan secara duniawi saja, tetapi memberikan ketenangan
dalam bathin. Dan Melalui jiwa kewirausahaan ini mereka mampu menciptakan
identitas diri dan kredibilitas pribadi yang mumpuni yang mampu menebarkan
manfaat bagi yang manusia lainnya dan bagi Tuhannya.
D. Peran Nyata Gerakan Pramuka Jawa Barat dalam
Membangun Enterpreneur Muda yang Bersahaja
Sejatinya
Gerakan Pramuka telah memilki kode etik moral yang menuntun para anggotanya
untuk memiliki jiwa enterpreneur dan religius sekaligus, yaitu Dasa Darma.
Dalam setiap poinnya, Dasa Darma adalah cerminan yang harus difahami sebagai
manifestasi prilaku dan aktivitas seorang Pramuka.
Gerakan
Pramuka yang merupakan organisasi pendidikan bagi kaum muda dan remaja
Indonesia sangat mendukung dan mengapresiasi bahkan mendorong anggotanya untuk
memiliki etos enterpreneurship. Bahkan Gerakan Pramuka Jawa barat telah
melakukan upaya-upaya untuk mendorong anggotanya untuk terjun langsung dalam
berbagai bidang usaha ekonomi untuk pembangunan karakter yang mandiri.
Beberapa
upaya yang telah dan akan dilakukan oleh Gerakan Pramuka Kwartir Daerah Jawa
Barat dalam rangka mengembangkan jiwa enterpreneurship pada generasi muda
diantaranya adalah :
1. Kerjasama
dengan Disperindagkop dan UMKM
Dinas
Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM sangat mengapresiasi untuk
menerikan pelatihan keterampilan kewirausahaan dan perkoperasian bagi anggota
Pramuka, dan Kwarda Jawa Barat telah menjalin kerjasama yang baik dalam
melakukan pelatihan bagi anggota Pramuka untuk memberikan wawasan, keterampilan
dan motivasi bagi anggota Pramuka Jawa Barat agar ikut aktif dan terlibat dalam
berwirausaha.
2. Pembentukan
Saka Telematika
Melalui
kerjasama dengan PT. Telkom Gerakan Pramuka Jawa Barat telah meluncurkan Satuan
Karya Telematika dalam rangka mewadahi anggota Pramuka Penegak dan Pandega yang
memiliki bakat dan minat di bidang informasi dan telekomunikasi. Karena tak
bisa ditolak arus telekomunikasi dan informasi tak bisa dibendung, dan sebagai
langkah nyata untuk mengembangkan jiwa enterpreneur yang yang melek IT, Gerakan
Pramuka Jabar membentuk Saka Telematika. Dan kita ketahui bersama bahwa media
internet melalui jejaring sosialnya telah menimbulkan arus bisnis baru dan
sangat menjanjikan.
3. Perintisan
Saka Wira Usaha
Saka
Wirausaha dibentuk untuk menyalurkan Pramuka Penegak dan Pandega dalam bidang
usaha kreatif, industri dan berbagai keterampilan usaha ekonomi. Dalam hal ini
Gerakan Pramuka Jawa Barat tengah merintis pembentukan Saka Wirausaha yang pada
nantinya diharapkan anggota Pramuka Penegak dan Pandega mampu mandiri secara
materi, berpenghasilan dan tidak mengandalakn pencarian hidupnya dari sekedar
menjadi PNS atau karyawan saja, tetapi mampu memiliki kerja yang dibangunnya
sendiri dan lebih jauh lagi adalah menciptakan lapangan pekerjaan.
4. Bekerjasama
dengan Bank BTPN Syari’ah
Anggota
Pramuka Penegak dan Pandega Jawa Barat telah banyak menjadi karyawan Bank BTPN,
dan diantara mereka telah banyak yang menjadi Wakil Manajer dan Manajer Sentra.
Maka, tentu saja hal ini membuka peluang bagi Pramuka Penegak dan Pandega yang
berminat di dunia perbankan untuk mencari pengalaman kerja dan berpenghasilan.
Melalui pendekatan dan kerjasama antara Bank BTPN dan Kwartir Daerah Jawa Barat
sangata membantu dalam pengembangan dunia usaha perbankan dan juga dalam rangka
menekan angka pengangguran dana kemiskinan.
5.
“Scout Tea” TehRasa Pramuka
Scout
Tea merupakan salahsatu bentuk usaha dari Gerakan Pramuka Jawa Barat dalam
bisnis secara langsung dengan meluncurkan produk minuman segar teh yang diberi
nama “Scout Tea” atau Teh Rasa Pramuka. Meskipun belum berkembang dengan
dinamis, namun ini merupakan inovatif yang patut diperhatikan, karena setiap
bisnis selalu menyajikan peluang yang menjanjikan.
6. “Scoutainment”
Infotainment ala Pramuka
Charlie
Setia Band yang didaulat menjadi “Duta Pramuka Jawa Barat” merupakan sebuah
pendekatan yang telah dilakukan Gerakan Pramuka Jawa Barat untuk menjadikan
Pramuka sebagai branding topik dan lebih banyak merih minat kaum muda untuk
tertarik dan aktif dalam organisasi Gerakan Pramuka, dan ini hanyalah
permulaan. Pada perkembangannya nanti, bagaimana seorang Pramuka mampu
memanfaatkan kondisi ini dengan baik sebagai ladang usaha untuk dapat tembus di
media cetak dan media televisi. Lalu hubungan ekonominya adalah dengan
menjadikan seorang Pramuka terlibat di dunia hiburan baik sebagai pelaku ataupun
profesional, karena diketahui bersama bahwa dunia hiburan adalah bisnis yang
menjanjikan.
Keenam
bentuk usaha nyata Gerakan Pramuka Jawa
Barat dalam andilnya mendorong dan membantu program pemerintah melalui
pendidikan bagi kaum muda dan remaja hanyalah sebagian kecil dari usaha yang
ada. Namun yang pasti, Gerakan Pramuka khususnya di Jawa Barat memiliki
komitmen yang jelas dalam membantu program pemerintah dalam hal penciptaan
lapangan kerja, mencerdaskan kaum muda dengan wawasan dan keterampilan serta
tanpa melupakan pembentukan karakter dan moral mereka sebagai integritas dan
jatidiri seorang Pramuka.
Sebenarnya
masih banyak bentuk usaha yang akan dan telah dikembangkan Gerakan Pramuka Jawa
Barat, seperti bisnis perhotelan, outbond, Penyewaan Bumi Perkemahan Kiara
Payung, dan sebagainya. Namun, dibalik semua usaha ekonomi tersebut Gerakan
Pramuka senantiasa memiliki misi sosial, dan ini yang menjadi ‘pembeda’ antara
bisnis yang dilakukan oleh Gerakan Pramuka dengan organisasi lainnya.
Gerakan
Pramuka memang organisasi non profit, tapi dengan berbagai usaha ekonomi yang
menghasilkan, Gerakan Pramuka mampu mengembangkan serta meningkatkan misi
sosialnya lebih dalam, lebih jauh dan lebih banyak membantu masyarakat
sebagaiman yang sering dielu-elukan oleh kak Dede Yusuf selaku Ketua Kwartir
Daerah Jawa Barat yakni “Dari Pramuka,
Oleh Pramuka, Untuk Masyarakat” serta jargon “Pramuka
Pribadi Bangsaku”. Dan yang tak kalah penting dengan ditunjang perbaikan
ekonomi dari anggota Pramuka, maka tugas Gerakan Pramuka yang “katara, karampa
tur karasa” oleh masyarakat akan semakin ajeg dan Gerakan Pramuka tidak hanya
dipandang organisasi untuk anak-anak dan remaja yang hanya bisa bernyanyi,
bermain dan tepuk tangan belaka.
E. Penutup
Langkah
Gerakan Pramuka untuk membangun generasi muda dari berbagai aspek pribadinya
mempunyai peran yang amat strategis, karena Gerakan Pramuka berinteraksi
langsung dengan kaum muda, menyerap seluruh aspirasi mereka, mengembangkannya
dan mengarahkan setiap potensi yang dimilikinya. Sehingga organisasi ini tidak
hanya mapan dalam bidang pembanguan karakter yang bersifat fisik, tapi juga matang
dalam menumbuhkan pribadinya yang mandiri, bertanggungjawab, amanah dan tidak
menjadi beban masyarakat justru menjadi kader pembangunan masyarakat.
Melalui
pengamalan Dasa Darma yang merupakan cerminan seorang anggota Pramuka, sudah
semestinya jiwa enterpreneur ini menyatu, hanya saja setiap pendidikan
memerlukan proses, dan Gerakan Pramuka Jawa Barat tengah melakukan proses untuk
mengembangkan jiwa kewirausahaan bagi anggotanya. Maka, dengan dukunganan dari
berbagai pihak, generasi muda yang tergabung dalam Gerakan Pramuka akan menjadi
pemuda-pemuda yang berhasil dari segi finansiil, yang sukses dibidang
pembanguna masyarakat, akan bisa menjadi pemimpin-pemimpin masa depan yang
amanah dan menjadi manusia-manusia Indonesia yang unggul dalam prestasi dan
berkarakter mulia.
Sebagai
konsekuensi pentingnya kegiatan entrepreneurship, Gerakan Pramuka
menekankan pentingnya pembangunan dan penegakkan budaya entrepreneurship dalam
kehidupan setiap anggotanya. Budaya entrepreneurship seorang
Pramuka itu bersifat manusiawi dan berlandaskan moral dan agama, berbeda dengan
budaya profesi lainnya yang tidak menjadikan pertimbangan agama sebagai
landasan kerjanya. Dengan demikian pendidikan entrepreneur Pramuka
akan memiliki sifat-sifat dasar yang mendorongnya untuk menjadi pribadi yang
kreatif dan handal dalam menjalankan usahanya atau menjalankan aktivitas pada
perusahaan tempatnya bekerja.
Jiwa entrepreneur seseorang
bukanlah merupakan faktor keturunan, namun dapat dipelajari secara ilmiah dan
ditumbuhkan bagi siapapun juga. Pendidikanentrepreneurship dapat
dilakukan apabila pendidik sudah memiliki jiwa entrepreneur yang
tinggi. Yang penting dan yang utama dari pendidikan entrepreneurship adalah
semangat untuk terus mencoba dan belajar dari pengalaman. “Gagal itu biasa, berusaha terus itu yang luar biasa”, mungkin
seperti itulah gambaran yang harus dikembangkan oleh manusia-manusia Indonesia
agar tetap eksis dalam pertarungan bisnis yang semakin transparan dan terbuka.
Dengan
semangat yang terus digelorakan untuk membina generasi muda yang bermental
wirausaha sekaligus menanamkan karakter ke-Indonesiaan yang berlandaskan agama
yang kokoh melalui Gerakan Pramuka, insyaAllah kaum muda Indonesia dapat
menerawang masa depan yang cerah dan cemerlang.
Wallahu A’lam ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar