Karakter dan moralitas remaja atau pemuda dewasa ini tidak lepas dari upaya bagaimana model pendidikan yang dilaksanakan oleh bangsa ini. secara langsung atau tidak langsung sekolah atau perguruan tinggi merupakan institusi untuk membentuk karakter anak muda bangsa, yang kadangkala terjebak pada persoalan pragmatis. Persoalan yang cenderung lebih mengutamakan pada peningkatan intelektualitas dan sangat minim dalam persoalan moral atau akhlak. Padahal sekolah atau perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan bukan hanya lembaga pengajaran, dan sebagai pembeda antara pendidikan dan pengajaran yaitu penekananya terhadap karakter, sikap, moral, budi pekrti atau akhlak mulia.
Gerakan Pramuka merupakan organisasi alternatif untuk pembentukan karakter anak bangsa lewat jalur pendidikan informal. Karena dalam Gerakan Pramuka termuat berbagai aspek yang dapat meningkatkan rasa cinta tanah air (nasionalisme), pemahaman tentang kedaerahan, keterampilan untuk hidup (life skill) dan yang paling penting adalah bagaimana menanamkan nilai-nilai positif dalam kehidupan bermasyarakat yang semuanya dirangkum dalam Kode Kehormatan yang disebut dengan Dasa Darma.
Judul diatas saya ambil dari sebuah pesan singkat yang saya terima dari rekan saya ketika masih menjabat sebagai pengurus Dewan Kerja Cabang (DKC) di Kabupaten Ciamis. Pesan yang sederhana namun sarat makna, pesan yang senbantiasa mengingatkan saya bahwa sekecil apapun latihan yang dilaksanakan dalam kegiatan kepramukaan akan berdampak besar terhadap pengembangan karakter dan pembentukan mental.
Siapapun, terutama yang pernah aktif dalam Gerakan Pramuka tentu akan tersenyum membaca judul diatas. Mengapa tidak, karena ia akan mengenang kembali dimana ia pernah mengalami masa-masa remajanya yang penuh sukacita atau penuh derita yang berbalut senyum dalam kegiatan kepramukaan. Ia mungkin pernah dijaili oleh senior-seniornya saat latihan, mengenang kebersamaan bersama rekan-rekannya satu regu/sangga dan masih banyak lagi kenangan yang pasti terlintas.
Dewasa ini, Gerakan Pramuka seringkali diidentikan kegiatannya dengan bernyanyi, bercerita, tepukan-tepukan, permainan, tali temali, kemping, dan berbagai aktivitas yang bersifat hiburan untuk anak-anak dan remaja. Padahal Baden Powell pernah mengatakan “Don’t let the technical out weight the moral. Field efficiency, baccwoodmanship, camping, hiking, good turns, jamboree, comradeships are all means, not the end. The end is Character – Character with purpose. And that purpose, that the next generation be sane in an insane world, and develope the higher realization of service, the active of love and duty to God and neighbor..” yang berarti bahwa janganlah lebih mengutamakan keterampilan dariapada pembinaan moral. Sepertihalnya bakti sosial, kemping, hiking, jambore, dan sebagainya, karena semua itu hanyalah alat, bukan tujuan akhir. Tujuan akhinrnya adalah (mengubah dan membentuk) karakter, karakter yang memiliki makna. Dan makna itu adalah bagaimana generasi selanjutnya bisa menjadi insan yang hidup dizamannya ketika zaman sudah semakin carut marut dengan berbagai krisis moral, serta menumbuhkan kesadaran dan kecintaan terhadap Tuhan dan sesamanya. Inilah sebenarnya tujuan akhir didirikannya Kepanduan atau Gerakan Pramuka.
Dalam tulisan ini saya tidak ingin membahas tentang bagaimana cara membangun tenda baik dan benar, namun saya berusaha mengingatkan kembali kepada semua rekan-rekan yang pernah atau masih aktif dalam kegiatan kepramukaan apa makna dibalik berbagai aktivitas dalam Gerakan Pramuka termasuk salkahsatu dan bagian terkecilnya adalah membangun tenda. Karena Gerakan Pramuka tidak serta merta mebuat suatu kegiatan tanpa ada upaya untuk perbaikan, maka tentunya setiap aktivitas kepramukaan adalah suasana pendidikan yang dibangun atas dasar kerelaan dan menyenangkan.
Tentunya membangun tenda membutuhkan keterampilan tersendiri, seperti jenis tenda apa yang akan didirikan, alat apa saja yang perlu disipakna untuk membangun tenda tersebut, dimana tempat yang tepat untuk mendirikan tenda, dan bagaimana supaya bisa nyaman berada dalam tenda. Membangun tenda adalah sebuah analogi kecil yang bisa kita alamatkan pada pembangunan bangsa, dalam point Tri Satya Pramuka Penggalang dan Pramuka Penegak Pandega ada satu Satya yang mengisyaratkan hal tersebut yaitu “Mempersiapkan diri membangun masyarakat” (Tri Satya Pramuka Penggalang) dan “Ikut serta membangun masyarakat” (Tri Satya Pramuka Penegak dan Pandega). Sangat jelas dalam janji seorang Pramuka ketika ia mengabdikan dirinya secara suka dan rela untuk menjadi anggota Gerakan Pramuka, ia dituntut untuk mempersiapkan diri dan ikut serta dalam pembangunan bangsa ini, tidak hanya pembangunan fisik melainkan pula yang paling penting adalah pembangunan moral dan mental.
Sejak usia remaja Pramuka telah dipersiapkan diri untuk membangun bangsa ini, mereka diberikan berbagai keterampilan dan pemahaman yang pada nantinya mereka bisa berkontribusi dalam pembangunan bangsa ini, termasuk keterampilan membangun tenda.
Telah saya sebutkan bahwa membangun tenda diperlukan keterampilan kususus, maka dalam pembanguna bangsa inipun membutuhkan orang-orang yang terampil, trengginas, mampu mebuat skala prioritas dan mampu mebuat kesputusan. Bangsa ini dibangun dengan tetesan darah yang membanjir dan dengan mengorbankan ribuan nyawa para pahlawan, inilah yang harus senantiasa diingat, bahwa pembangunan bangsa ini bukan hanya sekedar balas budi kepada para pahlawan yang telah gugur tetapi lebih kepada sebuah manifestasi rasa syukur kita terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa atas nikmat kemerdekaan dan berbagai potensi besar yang telah diberikan Nya untuk kita sebagai bekal pembangunan bangsa ini, sebagai modal untuk menjadikan bangsa ini lebih besar dan bermartabat dimata dunia.
Bangsa ini adalah bangsa yang besar, membutuhkan orang-orang besar untuk membangunnya, dan memerlukan orang yang berani bermimpi besar yang akan tetap memusatkan perhatiannya untuk pembangunan bangsa yang besar ini. Karena bangsa yang besar adalah berisikan orang-orang dengan cita-cita yang besar, dan untuk meraih cita-cita bangsa yang besar itu tentunya memerlukan kerja yang besar pula. Maka Pramuka berusaha menyiapkan diri untuk ikut andil dalam pekerjaan besar tersebut, dengan menanamkan jiwa nasionalisme, setia dan patuh terhadap tanah airnya, membentuk pribadi yang unggul dalam prestasi dan anggun dalam akhlak.
Meski tulisan ini bermula dari peasn singkat namun merefleksi menjadi sebuah tulisan dan semoga menjadi buah amalan nyata untuk tetap bersama-sama membangun bangsa ini. Masih banyak pekerjaan rumah yang menumpuk yang harus kita selesaikan bersama, marilah kita bahu-mebahu menuntaskan kerja besar ini dengan selalu menyinergikan perbedaan, bukan hanya bisa mengkritik tanpa ada kontribusi dalam pembangunan bangsa ini akan tetapi marilah kita dialogkan dan diskusian bersama untuk menemukan jalan keluar dari maslah yang dihadapi saat ini dalam pembangunan bangsa.
Terlalu sayang jika perbedaan yang ada pada bangsa ini menjadi batu sandungan dan pemicu pertikaian yang akan membuat bangsa ini semakin terpuruk dan bumi pertiwi meneteskan air mata, terlalu murah martabat bangsa ini jika masih bisa dijadikan alat asing untuk memperbudak diri dan mengirbankan kepentingan bangsa diatas kepentingan golongan. Memang, hingga saat ini Pramuka tidak pernah melaksanakan aksi demonstrasi atau berteiak lantang mengkritilk kebijakan pemerintah, bukan berarti Pramuka orang yang ciut dengan tantangan atau seorang pecundang yang tak mau berani mengambil resiko, saat ini saya hanya ingin menegaskan bahwa kami, Pramuka Indonesia selalu berteiak dengan lantang dalam mebangun karakter remaja dan pemuda, kami meneriakannya dengan nyanyian perdamaian, kami meneriakannya dengan membuat simpul tali temali silaturahmi menuju persatuan dan kesatuan, kami menyuarakannya dengan tepukan yang senantiasa mengapreisiasi hasil karya orang lain dan kami menyuarakannya dengan membangun tenda kebersamaan dimana setiap orang bisa duduk sama rendah, beridiri sama tinggi, tak ada pembicaraan tak bermanfaat didalamnya dan yang ada hanyalah usaha dan karya nyata untuk pembangunan bangsa ini.
Sekuntum terimakasih saya ucapkan kepada rekan seperjuangan saya Meitha Kartika Safitri (purna anggota DKC Ciamis periode 2005-2008) atas pesan singkat yang diberikannya kepada saya, yang menjadi inspirasi bagi saya utamanya untuk tetap berkarya dan berkarya tiada jemu. Pesan yang membuat saya tersenyum dan tetap bangga menjadi seorang Pramuka dan hingga saat inipun akan tetap mengabdikan diri untuk Gerakan Pramuka, tetap berlatih bersama adik-adik Pramuka, tetap bermain dialam terbuka dan tetap berpetualang untuk memperkaya pengalaman hidup.
- Once Scout Forever Scout -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar