Waktu disebut yang terpanjang karena ia ukuran keabadian; terpendek karena tak ada seorangpun mempunyai waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas kehidupannya. Tidak ada yang dilakukan tanpanya karena waktu adalah satu-satunya pentas kehidupan kita. Ia menelan semua yang tidak berfaedah dan mengekalkan semua yang agung dan bermanfaat bagi manusia.
Sang waktu berlari peast bagaikan anak panah terlepas dari busurnya, melesat dan tak pernah kembali. Setiap saat menjelma menjadi bulir-bulir kesempatan dan semuanya bergantung bagaimana kita ingin melewatinya. Sibodoh selalu terlambat melewatkan kesempatan dalam penyesalan (yang sering tidak pernah datang untuk ke-2 kalinya), sipandai sungguh cerdik memanfaatkan kesempatan (siapa tahu itu saat keberuntungan menghampirinya), dan sibijak tidak pernah menunggu kesempatan, tetapi selalu berupaya menciptakan kesempatan.
Sifat Sang Waktu :
Cepat berlalu dan tak akan pernah kembali meski sedetik;
Waktu adalah sesuatu termahal yang dimiliki, karena waktu lkebih berharga dari segudang emas dan setumpuk uang;
Terlalu panjang bagi yang sedang dirundung duka dan nestapa;
Terlalu singkat bagi yang sedang berbahagia;
Terlalu lama bagi yang sedang menderita;
Terlalu singkat bagi yang sedang jatuh cinta.
Kewajiban-kewajiban kita terhadap waktu :
Menjaga manfaat waktu,
Tidak menyia-nyiakan waktu,
Mengisi kekosongan,
Berlomba-lomba dalam kebaikan
Belajar dari perjalanan hari demi hari,
Mengatur waktu,
Membagi waktu untuk aktyivitas tertentu,
Memilih waktu-waktu yang istimewa.
Setiap kita tentu memiliki 24 jam atau 1.440 menit atau 86.400 menit setiap harinya, pilihan ditangan kita untuk pintar mengelola dan memanfaatkannya. Jam terus berdetak mengingatkan kita untuk pandai menghargai kehadiran sang waktu, karena sang waktu tidak menunggu siapa-siapa.
Ia terus melaju dengan ritme dan kecepatan yang sama. Memusuhi sang waktu hanyalah akan merugikan kita, karena sang waktu tidak peduli terhadap semua protes; dan kesempatan yang terbuang tidak pernah kembali; no matter we like or not.
Jika itu pilihannya, mengapa kita tidak coba bersahabat dengan sang waktu ? bukankah bersahabat dengan sang waktu berarti kita pintar menciptakan kesempatan dan bijak mempergunakannya.
“ Bagaimana cara mengatur waktu yang baik ? ”
Kendalikan aktivitas; pribadi, keluarga, dakwah, ibadah dll,
Buat perencanaan bagi waktu,
Disiplin dengan rencana,
Adakan evaluasi terhadap program/rencana
Ruginya membuang waktu :
Mengikat tali/mamaki sepatu : 8 hari
Menanti lampu lalulintas berubah : 30 hari (1 bulan)
Memotong rambut : 30 hari (1 bulan)
Menekan nomor telepon / SMSan : 60 hari (2 bulan)
Menggosok gigi : 90 hari (3 bulan)
Menunggu Bus : 150 hari (5 bulan)
Mandi : 180 hari (6 bulan)
Membaca buku : 730 hari (2 tahun)
Makan : 1.460 hari (4 tahun)
Nonton TV : 3.650 hari (10 tahun)
Tidur : 7.300 hari (20 tahun)
Tabel ini sebagai pemisalan jika usia kita 60 tahun.
Agar tahu betapa berharga dan pentingnya sang waktu :
Agar tahu pentingnya waktu SETAHUN, tanyakan pada murid yang gagal naik kelas;
Agar tahu pentingnya waktu SEBULAN, tanyakan pada ibu yang melahirkan bayi prematur;
Agar tahu pentingnya waktu SEMINGGU, tanyakan pada editor majalah mingguan;
Agar tahu pentingnya waktu SEHARI, tanyakan pada kurir diperusahaan ekspedisi;
Agar tahu pentingnya waktu SEJAM, tanyakan pada kekasih yang menunggu untuk bertemu;
Agar tahu pentingnya waktu SEMENIT, tanyakan pada orang yang ketinggaalan pesawat terbang;
Agar tahu pentingnya waktu SEDETIK, tanyakan pada orang yang baru saja menghindar dari kecelakaan;
Agar tahu pentingnya waktu SEMILIDETIK, tanyakan pada atlet peraih medali perak pada kejuaraan Olimpiade
Tidak ada komentar:
Posting Komentar