Kamis, 02 Februari 2012

Raja Swedia Terkesan Dengan Pramuka Di Bantul


Bantul – 1 Februari 2012,  RESMIKAN DESA PRAMUKA : Raja Swedia yang juga Ketua Pramuka Dunia Carl XVI Gustaf (kedua kiri) mengamati keris hasil kerajinan yang dipamerkan pada peresmian Desa Pramuka di Dusun Nogosari, Desa Wukirsari, Imogiri, Bantul, Yogyakarta, Rabu (1/2). Carl XVI Gustaf selain mengukuhkan Desa Wukirsari sebagai desa pramuka juga meresmikan pendapa Sanggar Among Budoyo Pramuka di desa tersebut.  (ant )


Yogyakarta ( Berita ) :  Raja Swedia Carl Gustaf XVI menyatakan terkesan dengan apa yang telah dikerjakan Pandu atau Pramuka di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang membangun pusat pelatihan yang dibutuhkan masyarakat.

“Saya terkesan dengan Pandu di Bantul yang telah membangun Pendapa Sanggar Pramuka sebagai pusat pelatihan kerajinan batik, wayang kulit, dan karawitan,” kata Carl Gustaf yang juga Ketua Yayasan Pandu Dunia, di Bantul, Rabu [01/02].
Menurut dia saat meresmikan pendapa tersebut di Nogosari, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, dirinya bangga dengan Pandu di Bantul yang telah melakukan pekerjaan besar dan baik. “Saya akan menceritakan hal itu ke seluruh dunia. Saya berpesan lanjutkan apa yang telah dilakukan tersebut dan semoga sukses,” ujarnya.
Ia mengatakan, proyek pembanguan pusat pelatihan seperti itu yang dinamakan “Messenger of Peace” (MoP) yang juga dilakukan kepanduan di berbagai negara, termasuk Arab Saudi.

“MoP bertujuan untuk membantu masyarakat menjadi lebih baik, sehingga dapat dicontoh oleh negara lain. Indonesia telah melaksanakan program tersebut dan diikuti oleh negara lain,” ucapnya.

Menurut dia, Yayasan Pandu Dunia juga akan meluncurkan “website” (laman) baru yang berisi peta negara-negara yang melaksanakan MoP di seluruh dunia.
“‘Website’ itu juga akan menggunakan Bahasa Indonesia, sehingga akan memudahkan Pandu di Indonesia untuk mengaksesnya. Dalam dua bulan ke depan Pandu Indonesia dapat membuka ‘website’ MoP dalam bahasa Indonesia,” paparnya.
Bupati Bantul Sri Suryawidati mengatakan, Pendapa Sanggar Pramuka itu direncanakan menjadi pusat kegiatan yang mendukung usaha kearifan lokal, seperti kerajinan tatah sungging wayang kulit dan membatik.

“Hal itu diharapkan dapat mendukung pengembangan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat setempat, sehingga dapat lebih baik di masa depan,” tuturnya.
Menurut dia, di Indonesia terdapat sekitar 21 juta anggota Pandu atau Pramuka yang 35.000 anggota di antaranya berada di Bantul. Hal itu menunjukkan Bantul merupakan kabupaten paling aktif dalam kegiatan kepanduan.

“Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul mempunyai komitmen untuk mengembangkan Pramuka dari tingkat sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA),” katanya.

Pada kesempatan itu Raja Swedia didampingi antara lain Menpora Andi Mallarangeng, Duta Besar Swedia untuk Indonesia Ewa Ulrika Polano, Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX, Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Mulhim Asyrof, Ketua Kwartir Nasional Pramuka Azrul Azwar.

Kedatangan mereka disambut tembang Projo Tamansari dan Panembromo Kinanti Sobokastowo diiringi alunan gamelan. Selanjutnya, disuguhi tarian tradisional Gambyong sebagai ungkapan selamat datang.

(Sumber Berita :  http://beritasore.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar