Diterbitkan di Majalah Warta Pramuka 0907 Kwarcab Ciamis
Edisi II Bulan Januari 2017
Pernah kita melihat seorang Pramuka
berseragam rapi, lengkap dengan segala atributnya, berjalan tegap, dan bersuara
bersuara lantang. Atau di suatu waktu kita menyaksikan seorang muda memakai
kemeja putih bertuksedo lengkap dengan dasi, mengenakan celana serasi dengan
kaki, sepatu mengkilap ditambah rambut kelimis. Apa yang ada dibenak kita jika
kita melihatnya? Ya, dia keren.
Beberapa diantara kita sering
mengucapkan kata ‘keren’ atau melontar kan ungkapan “wow dia keren”. Lalu,
apa sebenarnya yang dimaksud kata keren itu? Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) menyebutkan bahwa keren itu memiliki beberapa arti diantaranya tampak
gagah dan tangkas. Mampu membuat orang lain takjub dan terpesona itu pun keren.
Jadi pada intinya yang dimaksud dengan keren itu sesuatu yang ‘wah’ ketika
orang lain melihatnya.
Apapun itu artinya,
yang pasti sifat keren ini secara fisik ditasbihkan kepada seseorang atau
sesuatu yang luar biasa. Namun, bagi seorang Pramuka sejatinya sifat keren itu
bukan sekedar dari tampilan seragamnya belaka, Pramuka Keren lebih dari itu.
Apa itu mandiri ?
Mandiri artinya dalam keadaan dapat berdiri sendiri; tidak
bergantung pada orang (KBBI), sedangkan kemandirian yaitu perilaku seseorang untuk hidup dengan usaha sendiri
dan tidak bergantung pada orang lain. Orang yang mandiri identik selalu
memecahkan masalahnya sendiri tanpa minta bantuan orang lain. Kemandirian juga
hampir sama dengan kreatif yang tidak bisa muncul begitu saja. Oleh karena itu
sifat mandiri perlu dilatih sejak dini.
Dalam Gerakan Pramuka mengusahakan peserta didik untuk
menjadi mandiri tergambar dalam prinsip dasar dan metode kepramukaan yang
dijabarkan dalam Syarat-Syarat Kecakapan Umum (SKU). Betapa banyak kegiatan
kepramukaan yang mendidik dan melatih jiwa mandiri seorang Pramuka, contohnya
adalah saat kemping. Pembina hanya memberikan arahan, sedangkan para Pramuka
dituntut untuk membangun tenda secara mandiri, memasak, mengatur jadwal korve
dan lain sebagainya secara mandiri atau beregu.
Setiap usia tentu memiliki sikap mandiri yang berbeda, maka
Gerakan Pramuka mengelompokan peserta didik kedalam 4 golongan dari mulai
Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Seorang
Siaga dikatakan mandiri jika ia sudah dapat mencuci sepatunya sendiri, seorang
Penggalang dapat membeli sepatu dari uangnya sendiri (menabung) dan seorang
Penegak atau Pandega dikatakan mandiri mungkin ketika ia dapat menjual sepatu
atau berwirausaha.
Untuk mengetahui bagaimana kita disebut sebagai pribadi mandiri,
setidaknya inilah ciri-cirinya;
1. Mengenal Kemampuan Diri Sendiri; Sang Nabi
pernah besabda “barangsiapa yang mengenal
dirinya maka ia akan mengenal Tuhannya” Sebelum kita melakukan apapun hendaklah kita
lebih mengenal kemampuan diri sendiri, Mengapa? karena jika kita melakukan
sesuatu dengan tidak mengenal diri sendiri maka akan menjadi lebih sulit. Berusaha
dan berdo’a adalah kunci suksesnya.
2. Berwawasan Luas; Untuk menjadi mandiri diperlukan wawasan yang luas. Saat ini banya; sekali media yang tersedia untuk memperluas
berwawasan, kita dapat menggunakan internet, radio, televisi, handphone, surat
kabar dan lainnya. Pramuka harus rajin baca buku, melek tekhnologi dan up-to-date dengan perkembangan zaman.
3. Positive Thinking; Selalu
mengedapankan pikiran positif adalah ciri pribadi mandiri selanjutnya. Apapun
masalahnya, seabanyak apapun kesusahan, seberat apapun beban, jika disakapi
dengan positive thinking insyaAllah kita dapat mengambil pelajaran berharga.
Bukankah kehendak Tuhan ada dalam prasangka hamba-Nya? Sebagai pribadi mandiri marilah kita
selalu belajar dan belajar untuk berpikir positif agar kita dapat memacu
kepercayaan diri, menjadi pribadi unggul dan cemerlang di masa depan.
4. Mampu mengatasi kesulitan; Pribadi
mandiri dialah yang mampu mengatasi kesulitan, namuan selum mengatasinya kita
harus siap menghadapinya terlebih dahulu, selanjutnya siasati dan tuntaskan
kesulitan itu. Karena disetiap kesukaran ada kemudahan dan di setiap kesempitan
ada kelapangan. Jangan mudah menyerah adalah kunci utama mengatasi kesulitan.
5. Dapat Bertanggung Jawab; Jika kesulitan sudah diatasi maka
kita tahu ada banyak sekali resiko yang ada didepan kita. Disinilah kita
belajar untuk bertanggung jawab, ada pepatah mengatakan "berani berbuat berani bertanggung jawab".
Sebenarnya agar menjadi pribadi mandiri
ditentukan atau dipengaruhi oleh 2 faktor, yakni faktor internal dan faktor
eksternal. Kondisi pribadi dan keluarga menjadi faktor internal untuk
menumbuhkan kemandirian, sedangkan faktor eksternal ialah keseharian di
lingkungan rumah, kehidupan di sekolah, berkawan dan tentu kegiatan yang diluar
rumah termasuk kegiatan Pramuka.
Kemandirian tidak timbul secara instan, ia
harus diusahakan. Maka beberapa hal yang dapat diupayakan untuk menumbuhkan jiwa
mandiri diantaranya adalah :
·
Melakukan
latihan-latihan keterampilan.
·
Berusaha
untuk tidak mengandalkan bantuan orang lain.
·
Menanamkan
disiplin pribadi yang tinggi
·
Berusaha
untuk percaya pada diri sendiri.
·
Mempunyai
keyakinan bahwa dirinya mampu memecahkan masalah yang dihadapi.
·
Menanamkan
sikap pantang menyerah dalam menghadapi permasalahan.
Menjadi Pramuka yang
Berprestasi
Keberhasilan adalah dambaan dan
impian setiap orang, baik anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Kata
keberhasilan identik dengan kata prestasi. Keberhasilan ini tentunya tidak pada
ruang lingkup yang sempit, tidak selalu posisi teratas atau number one,
melainkan melalui proses pengenalan diri sehingga mengetahui serta menyadari
kelebihan dan kelemahan. Setelah itu memanfaatkan kelebihan yang masih
terpendam yang berupa potensi menjadi perilaku yang aktual. Hal ini merupakan
pekerjaan besar yang membutuhkan kekuatan internal yang luar biasa dan tidak
semua orang bisa melakukannya. Orang-orang terkenal, yang berprestasi pada
bidangnya ternyata tidak semuanya berpendidikan tinggi. Melainkan melalui
proses pengenalan diri yang baik dan mengoptimalkan seluruh potensi yang
dimiliki. Albert Einstein, ternyata tidak mengenyam pendidikan. Namun berhasil
menemukan apa itu quantum.
Sebagai
seorang Pramuka maka semestinya berusaha berprestasi demi keunggulan bangsa
Indonesia tercinta. Tentu sangat membanggakan jika kita dapat berprestasi
seperti orang-orang berprestasi yang telah melakukannya, seperti Taufik
Hidayat, Susi Susanti, Fathin Sidqia Juara X-Factor Indoensia, Usman Hasan
Saputra, Chairul Tanjung, serta masih banyak lagi yang dapat dilihat dan
disaksikan sendiri. Semuanya berprestasi sesuai bidangnya masing-masing. Ada
yang olah raga, seni, budaya, maupun ilmu pengetahuan sertaenterpreneur (wiraswasta).
Mengapa mereka dapat berprestasi di bidangnya, dan mengapa kita tidak atau
belum mampu berprestasi seperti mereka?
Menurut
kamus besar Bahasa Indonesia, prestasi berarti hasil yang telah dicapai dari
apa yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya. Atau adapula yang
menyebutkan bahwa Prestasi adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah
melakukan usaha dan/ atau pekerjaan yang didasarkan pada nilai atau ukuran
tertentu. Berdasarkan berbagai pengertian tersebut, prestasi dapat dipahami
sebagai hasil dari suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan. Dapat pula
dikatakan bahwa seseorang dianggap berprestasi, jika dia telah meraih sesuatu
dari apa yang telah diusahakannya, baik melalui belajar, bekerja, berolahraga
dan sebagainya.
Lalu,
bagaimana berprestasi ala Pramuka? Pada dasarnya setiap orang memiliki
keinginan untuk berprestasi atau memperoleh prestasi. Keinginan mendapatkan
prestasi merupakan kebutuhan semua orang. Ciri-ciri orang yang memiliki
motivasi atau keinginan berprestasi antara lain:
a)
berorientasi
pada masa depan atau cita-citanya
b)
berorientasi
pada keberhasilan
c)
berani
mengambil resiko
d)
memiliki
rasa tanggung jawab
e)
menerima
dan menggunakan kritik sebagai umpan balik
f)
kreatif
serta mampu mengelola waktu dengan baik
Pramuka berprestasi berarti ia mampu
berkarya nyata sesuai dengan kemampuan, jangan sampai karena aktivitas Pramuka
kita mendapat peringkat buruk atas hasil belajar di kelas. Pramuka harus mampu
menunjukan bahwa ia tidak hanya aktif di Pramuka saja tapi mampu meraih
prestasi tinggi di kelas dan di sekolah, ia dikenal sebagai siswa yang rajin
membantu kawannya, diketahui sebagai anak yang berbakti pada orang tua dan
gurunya. Ini sikap prestasi sederhana.
Salahsatu metode dalam Gerakan
Pramuka adalah memberikan reward atau
penghargaan kepada Pramuka yang berprestasi, seperti pemberian TISKA (Tanda
Ikut Serta Kegiatan), Tanda Ikut Serta Gotong Royong (TIGOR), Bintang Tahunan,
penganugerahan Pramuka Garuda dan lainnya. Hal ini menunjukan bahwa seorang Pramuka
dituntut untuk berprestasi, dan untuk meraih prestasi itu adalah dengan usaha
keras, disiplin dan tanggungjawab.
Namun semua
penghargaan yang diberikan Gerakan Pramuka sesungguhnya hanyalah simbol
pengakuan terhadap suatu prestasi. Yang paling bermakna sebenarnya adalah
pengakuan itu sendiri. Yaitu bahwa kerja keras yang dilakukannya selama ini dan
hasil yang telah dicapai melalui upaya tersebut ternyata memperoleh pengakuan
dari masyarakat.
Jadilah Keren dengan Pramuka
Pramuka yang mandiri dan berprestasi,
dialah Pramuka keren. Mengapa mesti begitu? Bukankah Baden Powell pernah
berpesan bahwa tujuan didirikannya kepanduan itu untuk mengubah kehidupan
masyarakat, terutama karakter, mengganti sikap egoisme menjadi pengabdian,
menjadikan kaum muda mantap baik secara moral ataupun fisiknya, dengan sasaran
menggunakan kemantapannya untuk kepentingan bangsa dan negaranya.
Jangan jadi ‘biasa-biasa’ saja ketika
jadi Pramuka, jadilah Pramuka yang luar biasa. Dimanapun dan kapanpun Pramuka
selalu bernyanyi dan bersiul ucap Baden Powell, artinya menjadikan rasa bahagia
sebagai ciri seorang Pramuka, dan jalan menuju kebahagiaan adalah dengan
membahagiakan orang lain.
Ketika seorang Pramuka mandiri, maka
hilanglah kemalasan dan yang ada hanyalah disiplin dan tanggungjawab. Ketika
seorang Pramuka berprestasi, maka ia telah menunjukan kemampuannya dengan kerja
keras, karena prestasi merupakan wujud optimalisasi pengembangan potensi diri.
Sudah tentu prestasi dapat diraih setelah seseorang mengerahkan daya dan upaya,
baik mencakup kemampuan intelektual, emosional, spiritual dan ketahanan diri
dalam berbagai bidang kehidupan.
Mandiri akan mengantarkan Pramuka
menjadi berprestasi, dan Pramuka keren itu yang mandiri dan berprestasi. Karena
prestasi dapat menjadi sebuah indikator kualitas diri, menjadi pengalaman
berharga dan informasi untuk masa depan, menjadi kebanggaan diri sendiri dan
dibanggakan oleh yang lainnya. Maka, jadilah keren dengan Pramuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar