Jumat, 03 Februari 2017

PRAMUKA KEREN; YANG MANDIRI DAN BERPRESTASI

Diterbitkan di Majalah Warta Pramuka 0907 Kwarcab Ciamis
Edisi II Bulan Januari 2017


Pernah kita melihat seorang Pramuka berseragam rapi, lengkap dengan segala atributnya, berjalan tegap, dan bersuara bersuara lantang. Atau di suatu waktu kita menyaksikan seorang muda memakai kemeja putih bertuksedo lengkap dengan dasi, mengenakan celana serasi dengan kaki, sepatu mengkilap ditambah rambut kelimis. Apa yang ada dibenak kita jika kita melihatnya? Ya, dia keren.

Beberapa diantara kita sering mengucapkan kata ‘keren’ atau melontar kan ungkapan “wow dia keren”. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud kata keren itu? Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyebutkan bahwa keren itu memiliki beberapa arti diantaranya tampak gagah dan tangkas. Mampu membuat orang lain takjub dan terpesona itu pun keren. Jadi pada intinya yang dimaksud dengan keren itu sesuatu yang ‘wah’ ketika orang lain melihatnya.
Apapun itu artinya, yang pasti sifat keren ini secara fisik ditasbihkan kepada seseorang atau sesuatu yang luar biasa. Namun, bagi seorang Pramuka sejatinya sifat keren itu bukan sekedar dari tampilan seragamnya belaka, Pramuka Keren lebih dari itu.

Apa itu mandiri ?

Mandiri artinya dalam keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang (KBBI), sedangkan kemandirian yaitu perilaku seseorang untuk hidup dengan usaha sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. Orang yang mandiri identik selalu memecahkan masalahnya sendiri tanpa minta bantuan orang lain. Kemandirian juga hampir sama dengan kreatif yang tidak bisa muncul begitu saja. Oleh karena itu sifat mandiri perlu dilatih sejak dini.
Dalam Gerakan Pramuka mengusahakan peserta didik untuk menjadi mandiri tergambar dalam prinsip dasar dan metode kepramukaan yang dijabarkan dalam Syarat-Syarat Kecakapan Umum (SKU). Betapa banyak kegiatan kepramukaan yang mendidik dan melatih jiwa mandiri seorang Pramuka, contohnya adalah saat kemping. Pembina hanya memberikan arahan, sedangkan para Pramuka dituntut untuk membangun tenda secara mandiri, memasak, mengatur jadwal korve dan lain sebagainya secara mandiri atau beregu.
Setiap usia tentu memiliki sikap mandiri yang berbeda, maka Gerakan Pramuka mengelompokan peserta didik kedalam 4 golongan dari mulai Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Seorang Siaga dikatakan mandiri jika ia sudah dapat mencuci sepatunya sendiri, seorang Penggalang dapat membeli sepatu dari uangnya sendiri (menabung) dan seorang Penegak atau Pandega dikatakan mandiri mungkin ketika ia dapat menjual sepatu atau berwirausaha.
Untuk mengetahui bagaimana kita disebut sebagai pribadi mandiri, setidaknya inilah ciri-cirinya;
1.    Mengenal Kemampuan Diri Sendiri; Sang Nabi pernah besabda “barangsiapa yang mengenal dirinya maka ia akan mengenal TuhannyaSebelum kita melakukan apapun hendaklah kita lebih mengenal kemampuan diri sendiri, Mengapa? karena jika kita melakukan sesuatu dengan tidak mengenal diri sendiri maka akan menjadi lebih sulit. Berusaha dan berdo’a adalah kunci suksesnya.
2.    Berwawasan Luas; Untuk menjadi mandiri diperlukan wawasan yang luas. Saat ini banya; sekali media yang tersedia untuk memperluas berwawasan, kita dapat menggunakan internet, radio, televisi, handphone, surat kabar dan lainnya. Pramuka harus rajin baca buku, melek tekhnologi dan up-to-date dengan perkembangan zaman.
3.    Positive Thinking; Selalu mengedapankan pikiran positif adalah ciri pribadi mandiri selanjutnya. Apapun masalahnya, seabanyak apapun kesusahan, seberat apapun beban, jika disakapi dengan positive thinking insyaAllah kita dapat mengambil pelajaran berharga. Bukankah kehendak Tuhan ada dalam prasangka hamba-Nya? Sebagai pribadi mandiri marilah kita selalu belajar dan belajar untuk berpikir positif agar kita dapat memacu kepercayaan diri, menjadi pribadi unggul dan cemerlang di masa depan.
4.    Mampu mengatasi kesulitan; Pribadi mandiri dialah yang mampu mengatasi kesulitan, namuan selum mengatasinya kita harus siap menghadapinya terlebih dahulu, selanjutnya siasati dan tuntaskan kesulitan itu. Karena disetiap kesukaran ada kemudahan dan di setiap kesempitan ada kelapangan. Jangan mudah menyerah adalah kunci utama mengatasi kesulitan.
5.    Dapat Bertanggung Jawab; Jika kesulitan sudah diatasi maka kita tahu ada banyak sekali resiko yang ada didepan kita. Disinilah kita belajar untuk bertanggung jawab, ada pepatah mengatakan "berani berbuat berani bertanggung jawab".
Sebenarnya agar menjadi pribadi mandiri ditentukan atau dipengaruhi oleh 2 faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Kondisi pribadi dan keluarga menjadi faktor internal untuk menumbuhkan kemandirian, sedangkan faktor eksternal ialah keseharian di lingkungan rumah, kehidupan di sekolah, berkawan dan tentu kegiatan yang diluar rumah termasuk kegiatan Pramuka.

Kemandirian tidak timbul secara instan, ia harus diusahakan. Maka beberapa hal yang dapat diupayakan untuk menumbuhkan jiwa mandiri diantaranya adalah :
·         Melakukan latihan-latihan keterampilan.
·         Berusaha untuk tidak mengandalkan bantuan orang lain.
·         Menanamkan disiplin pribadi yang tinggi
·         Berusaha untuk percaya pada diri sendiri.
·         Mempunyai keyakinan bahwa dirinya mampu memecahkan masalah yang dihadapi.
·         Menanamkan sikap pantang menyerah dalam menghadapi permasalahan.

Menjadi Pramuka yang Berprestasi

Keberhasilan adalah dambaan dan impian setiap orang, baik anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Kata keberhasilan identik dengan kata prestasi. Keberhasilan ini tentunya tidak pada ruang lingkup yang sempit, tidak selalu posisi teratas atau number one, melainkan melalui proses pengenalan diri sehingga mengetahui serta menyadari kelebihan dan kelemahan. Setelah itu memanfaatkan kelebihan yang masih terpendam yang berupa potensi menjadi perilaku yang aktual. Hal ini merupakan pekerjaan besar yang membutuhkan kekuatan internal yang luar biasa dan tidak semua orang bisa melakukannya. Orang-orang terkenal, yang berprestasi pada bidangnya ternyata tidak semuanya berpendidikan tinggi. Melainkan melalui proses pengenalan diri yang baik dan mengoptimalkan seluruh potensi yang dimiliki. Albert Einstein, ternyata tidak mengenyam pendidikan. Namun berhasil menemukan apa itu quantum.
Sebagai seorang Pramuka maka semestinya berusaha berprestasi demi keunggulan bangsa Indonesia tercinta. Tentu sangat membanggakan jika kita dapat berprestasi seperti orang-orang berprestasi yang telah melakukannya, seperti Taufik Hidayat, Susi Susanti, Fathin Sidqia Juara X-Factor Indoensia, Usman Hasan Saputra, Chairul Tanjung, serta masih banyak lagi yang dapat dilihat dan disaksikan sendiri. Semuanya berprestasi sesuai bidangnya masing-masing. Ada yang olah raga, seni, budaya, maupun ilmu pengetahuan sertaenterpreneur (wiraswasta). Mengapa mereka dapat berprestasi di bidangnya, dan mengapa kita tidak atau belum mampu berprestasi seperti mereka?
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, prestasi berarti hasil yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya. Atau adapula yang menyebutkan bahwa Prestasi adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha dan/ atau pekerjaan yang didasarkan pada nilai atau ukuran tertentu. Berdasarkan berbagai pengertian tersebut, prestasi dapat dipahami sebagai hasil dari suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan. Dapat pula dikatakan bahwa seseorang dianggap berprestasi, jika dia telah meraih sesuatu dari apa yang telah diusahakannya, baik melalui belajar, bekerja, berolahraga dan sebagainya.
Lalu, bagaimana berprestasi ala Pramuka? Pada dasarnya setiap orang memiliki keinginan untuk berprestasi atau memperoleh prestasi. Keinginan mendapatkan prestasi merupakan kebutuhan semua orang. Ciri-ciri orang yang memiliki motivasi atau keinginan berprestasi antara lain:
a)    berorientasi pada masa depan atau cita-citanya
b)   berorientasi pada keberhasilan
c)    berani mengambil resiko
d)    memiliki rasa tanggung jawab
e)    menerima dan menggunakan kritik sebagai umpan balik
f)     kreatif serta mampu mengelola waktu dengan baik
Pramuka berprestasi berarti ia mampu berkarya nyata sesuai dengan kemampuan, jangan sampai karena aktivitas Pramuka kita mendapat peringkat buruk atas hasil belajar di kelas. Pramuka harus mampu menunjukan bahwa ia tidak hanya aktif di Pramuka saja tapi mampu meraih prestasi tinggi di kelas dan di sekolah, ia dikenal sebagai siswa yang rajin membantu kawannya, diketahui sebagai anak yang berbakti pada orang tua dan gurunya. Ini sikap prestasi sederhana.
Salahsatu metode dalam Gerakan Pramuka adalah memberikan reward atau penghargaan kepada Pramuka yang berprestasi, seperti pemberian TISKA (Tanda Ikut Serta Kegiatan), Tanda Ikut Serta Gotong Royong (TIGOR), Bintang Tahunan, penganugerahan Pramuka Garuda dan lainnya. Hal ini menunjukan bahwa seorang Pramuka dituntut untuk berprestasi, dan untuk meraih prestasi itu adalah dengan usaha keras, disiplin dan tanggungjawab.
Namun semua penghargaan yang diberikan Gerakan Pramuka sesungguhnya hanyalah simbol pengakuan terhadap suatu prestasi. Yang paling bermakna sebenarnya adalah pengakuan itu sendiri. Yaitu bahwa kerja keras yang dilakukannya selama ini dan hasil yang telah dicapai melalui upaya tersebut ternyata memperoleh pengakuan dari masyarakat.

Jadilah Keren dengan Pramuka
Pramuka yang mandiri dan berprestasi, dialah Pramuka keren. Mengapa mesti begitu? Bukankah Baden Powell pernah berpesan bahwa tujuan didirikannya kepanduan itu untuk mengubah kehidupan masyarakat, terutama karakter, mengganti sikap egoisme menjadi pengabdian, menjadikan kaum muda mantap baik secara moral ataupun fisiknya, dengan sasaran menggunakan kemantapannya untuk kepentingan bangsa dan negaranya.
Jangan jadi ‘biasa-biasa’ saja ketika jadi Pramuka, jadilah Pramuka yang luar biasa. Dimanapun dan kapanpun Pramuka selalu bernyanyi dan bersiul ucap Baden Powell, artinya menjadikan rasa bahagia sebagai ciri seorang Pramuka, dan jalan menuju kebahagiaan adalah dengan membahagiakan orang lain.
Ketika seorang Pramuka mandiri, maka hilanglah kemalasan dan yang ada hanyalah disiplin dan tanggungjawab. Ketika seorang Pramuka berprestasi, maka ia telah menunjukan kemampuannya dengan kerja keras, karena prestasi merupakan wujud optimalisasi pengembangan potensi diri. Sudah tentu prestasi dapat diraih setelah seseorang mengerahkan daya dan upaya, baik mencakup kemampuan intelektual, emosional, spiritual dan ketahanan diri dalam berbagai bidang kehidupan.
Mandiri akan mengantarkan Pramuka menjadi berprestasi, dan Pramuka keren itu yang mandiri dan berprestasi. Karena prestasi dapat menjadi sebuah indikator kualitas diri, menjadi pengalaman berharga dan informasi untuk masa depan, menjadi kebanggaan diri sendiri dan dibanggakan oleh yang lainnya. Maka, jadilah keren dengan Pramuka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar