Sabtu, 07 Januari 2017

PRAMUKA CIAMIS BERSINERGI UNTUK JABAR KAHIJI



Bersinergi sepertinya mudah diucap tetapi sesungguhnya tidak mudah diwujudkan. Dalam sistem manajemen lama dikenal dengan istilah kerja tim atau team work. Pola kerja demikian selama ini seringkali terjadi tanpa didukung kesadaran pribadi sebagai anggota tim untuk bersinergi, namun lebih dikarenakan tuntutan pekerjaan. Oleh karenanya produktivitas sebagai hasil kerja tidak sebagaimana yang diharapkan. Pribadi-pribadi yang bekerja dalam tim belum memiliki kesamaan pandang, meskipun mereka telah bekerja bersama-sama.

Fakta sejarah membuktikan bahwa tidak ada satu pun organisasi besar yang bertahan dalam jangka panjang hanya mengandalkan kemampuan seseorang semata dalam memimpin.  Meski tidak salah sepenuhnya, karena setiap organisasi besar tentunya memiliki pemimpin besar (the great leader). Hal ini secara tidak langsung juga menunjukkan bahwa seorang pemimpin besar juga mempunyai pengikut besar (great follower).  Sejatinya kebersamaan atau kolaborasi seorang pemimpin dengan pengikutlah yang membangun pondasi berdiri kokohnya sebuah organisasi.
Pramuka Ciamis sebagai cikal bakal Pramuka Jawa Barat sebagaimana diungkapkan Kak Dede Yusuf melalui sambutannya pada acara pelantikan dan pengukuhan pengurus Kwarcab Ciamis 2015-2020 semestinya menjadi motivasi tersendiri, hal ini karen Pramuka Ciamis dipandang teramat spesial di mata Kak Dede Yusuf secara pribadi dan dalam kiprahnya sebagai organisasi di Kwartir Daerah Jawa Barat. Namun, ungkapan itu tak berarti apa-apa jika Kwarcab Ciamis tak mampu merangkul seluruh potensi yang dimiliki, meraup seluruh semangat, menyatukan langkah dalam sebuah visi yang sama. Ya, seluruh stakeholader harus memakai ‘kacamata’ yang sama agar Pramuka Ciamis semakin berkembang dan maju.

Makna dan Kekuatan Bersinergi
Kolaborasi adalah bentuk kerja sama yang jamak dilakukan baik dalam organisasi baik posisi seseorang sebagai atasan kepada bawahan ataupun posisi sebaliknya.  Kolaborasi merupakan bentuk tanggung jawab moral masing-masing individu dalam organisasi terhadap tugas dan tanggung jawab mencapai performa kerja (kinerja) yang berkualitas dan memuaskan stakeholder.  Pengembangan kolaborasi ini bila ditindaklanjuti lebih jauh akan menghasilkan perpaduan dengan hasil (output) lebih besar dan lebih prospektif yang disebut “Sinergi”. 
Sinergi merupakan bentuk kolaborasi yang dapat memberikan hasil (output) lebih besar daripada penggabungan masing-masing komponen terkait.  Sinergi seringkali digambarkan dengan formula 1+1=3 atau 4, 5 bahkan lebih tergantung kekuatan sinergi itu sendiri.  Ketika seseorang dan tim kerja (teamwork) saling bekerja sama untuk mencapai target kerja organisasi, maka target tidak hanya tercapai 100% dari yang direncanakan bahkan sangat mungkin tercapai melampaui target seharusnya diatas 100%, yakni 120% bahkan 150%.  Inilah sejatinya keberadaan sinergi dalam organisasi yang tentunya memiliki kekuatan yang dahsyat dibandingkan hanya sekedar kerja bersama-sama tanpa ada upaya sungguh-sungguh untuk mewujudkan tujuan organisasi.
Menurut Stephen Covey dalam bukunya 7 Habits of Highly Effective People, jika 1 + 1 = 3, maka itulah yang disebut “Synergy”.  Sinergi adalah saling mengisi dan melengkapi perbedaan untuk mencapai hasil lebih besar daripada jumlah bagian per bagian. Sedangkan menurut Kanter (1989) sinergi adalah interaksi dari usaha yang menghasilkan keuntungan lebih besar dan melampaui apa yang dapat dilakukan oleh masing-masing unit jika melakukannya sendiri-sendiri.
Gerakan Pramuka sebagai organisasi pendidikan yang mendunia, memiliki potensi yang luar biasa untuk dikaji dan dikembangkan. Di Indonesia saja, tercatat 17 juta Pramuka aktif mulai dari golongan Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega. Bayangkan jika jumlah sebanyak itu melakukan aksi bersama-sama maka akan tercipta sebuah kekuatan yang mengagumkan. Jika pada waktu yang bersamaan menanam 1 pohon, maka akan tertanam 17 juta pohon dalam waktu yang sama, luar biasa bukan? Namun, jumlah itu tak akan bermakna jika hanya sebatas jumlah saja, ia hanya akan menjadi buih di lautan. Memang banyak, tapi sedikit manfaat yang diberikan.
Itulah kekuatan mengagumkan sinergi dan kerjasama tim dan itu merupakan model yang semestinya menjadi bahan refleksi dan renungan. Hal ini berarti dalam sinergi dan kerja sama Tim yang mengagumkan dari kekuatan masing-masing individual, fungsi individual, kemampuan individual, dan  mengemasnya supaya beroperasi dalam kesinkronan satu sama lain, semuanya mengarah pada suatu sasaran tangguh akan menghasilkan karya luar biasa. Tim yang dapat mewujudkan sinergi sempurna seperti itu menjadi mengagumkan, kekuatan yang tidak dapat dihambat dan tidak terbendung.
Bersinergi adalah sebuah kepastian bagi sebuah organisasi, khususnya Gerakan Pramuka. Gerakan Pramuka akan semakin semarak, menjadi mainstream di kalangan remaja dan generasi muda. Dan seperti diungkap di awal, membangun sinergi itu tak mudah, akan tetapi tak sulit pula. Karena untuk bersinergi kita akan dihadapkan dengan berbagai perbedaan pandangan, hambatan kultural serta tantangan lainnya. Namun ketika kita mengetahui kunci permasalahannya, faham akan tahapan yang harus dilakukan dalam membangun sinergi, maka kemajuan organisasi, Gerakan Pramuka dalam hal ini hanya tingga menunggu saat yang tepat.
Pramuka Ciamis yang Bersinergi
Upaya untuk membangun Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Kabupaten Ciamis yang bersinergi sebenarnya telah dimulai pada periode 5 tahun pertama (2009-2014) dibawah Kak H. Iing Syam Arifin sebagai ketua. Periode pertama inilah yang menjadi tonggak aktivitas Kepramukaan di Ciamis semakin menggeliat, dan kak H. Iiing Syam Arifin terpilih kembali secara aklamasi sebagai Ketua Kwarcab Ciamis melalui Musyawarah Cabang pada Desember 2015 lalu oleh forum yang dihadiri oleh seluruh Kwartir ranting se-Kabupaten Ciamis untuk 5 tahun yang akan datang (2015-2020).
Adapun langkah nyata dalam membangun Pramuka Ciamis yang bersinergi diantaranya adalah; Pertama, Shared Vision. Shared vision dapat tercapai bila setiap anggota organisasi menyepakati visi bersama dan memastikan visi pribadinya tidak bertentangan dengan visi organisasi. Shared vision dalam organisasi Gerakan Pramuka melalui sebuah forum, yakni musyawarah dan rapat kerja tingkat Cabang kabupaten Ciamis.
Musyawarah Cabang Ciamis ke-13 tahun 2015 di Pangandaran menjadi langkah awal bagi pengembangan Pramuka Ciamis yang lebih Dinamis dan Selaras sebagaimana tercantum dalam Visi Kwarcab Ciamis 2015-2020 yakni ‘Mewujudkan Gerakan Pramuka Kabupaten Ciamis yang DINAMIS (Disiplin, Inovatif, Mandiri dan Optimis) untuk membentuk generasi muda yang SELARAS (Serasi, Empati, Luwes, Trengginas dan Sejahtera)’. Karena, melalui Mucab Ciamis XIII 2015 ini setiap aspek, aktivitas, tata organisai dan regulasi yang berkaitan untuk pembinaan dan pengembangan Pramuka Ciamis dibahas dan disepakati. Juga, melalui musyawarah ini diharapkan mampu melahirkan ide-ide segar, gagasan-gagasan istimewa serta saran-saran yang mampu membangkitkan gairah untuk lebih giat dalam berkarya dalam bingkai satu visi. Selain itu, melalui musyawarah ini pula dirancang sedemikian rupa tahapan-tahapan pelaksanaan segala ide, gagasan serta saran tersebut agar tepat sasaran, tercapai target serta terwujudnya visi yang telah ditetapkan.
Kedua, membangun kekuatan sinergi dalam team work. Sebuah cara yang bagus untuk memahami sinergi adalah melalui metafora mengenai tubuh. Tubuh bukan hanya terdiri dari tangan dan bahu serta kaki dan paha berikut otak, lambung, jantung semuanya di gabungkan bersama. Tubuh menjadi keseluruhan yang sinergistis ajaib yang dapat melakukan banyak hal yang indah, karena cara bagian-bagian anggota badannya bekerja bersama. Keseluruhan tubuh dapat membuat jauh lebih banyak dari pada yang dapat dilakukan semua bagian terpisah secara tersendiri, digabungkan dan saling berhubungan.
Kepengurusan Kwarcab Ciamis masa bakti 2015-2020 sebanyak 129 orang yang terdiri dari 45 Andalan Cabang, 55 orang unsur Mabicab, 5 orang Lembaga Pemeriksa Keuangan, 19 orang unsur Pusata Pendidikan dan Pelatihan Cabang (Pusdiklatcab), dan 5 orang unsur Pusat Penelitian dan Pengabangan (Puslitbangcab). Kemudian, Kwarcab Ciamis memiliki potensi organisasi cukup besar untuk dikembangkan, dengan jumlah 115.000 lebih peserta didik (2014) dan anggota dewasa mencapai 6.000 orang lebih (2014) yang terdiri dari Pembina Pramuka lulusan KMD dan KML, Pelatih Pembina Pramuka lulusan KPD dan KPL, Andalan Cabang dan Ranting, Majelis Pembimbing serta Pimpinan Satuan Karya Pramuka (SAKA). selanjutnya, dengan 27 Kwartir Ranting dan Gugus Depan aktif (2014) yang mencapai 1.500 lebih, seluruh potensi ini perlu digerakan secara aktif dan simultan, harus dikolaborasikan sehinga menjadi satu kesatuan dan melangkah secara bersamaan.
Ketiga, melakukan evaluasi secara berkala dan kemudian melakukan peninjauan ulang serta perbaikan jika ada yang mesti diperbaiki. Dengan begitu kita mengetahui tingkat keberhasilan dan efektifitas kerja yang telah dijalankan oleh masing-masing bidang dan kelompok kerja. Evaluasi juga menyangkut sinergi yang telah diimplementasikan untuk mengetahui tingkat produktivitas dan visibilitasnya.
Keempat, kita juga tidak bisa melupakan kemandirian organisasi dan personal yang terlibat dalam menjalankan program kerja Kwarcab Ciamis. Kwarcab Ciamis perlu memikirkan langkah-langkah untuk membangun kemandirian dan tidak hanya mengandalkan sumbangan dari Pemerintah Daerah dan Sponsorship saja, akan tetapi Kwarcab Ciamis harus memiliki badan usaha, bisnis, koperasi dan jenis kegiatan produktif lainnya yang mampu menunjang kebutuhan organisasi dan lebih baik lagi mampu memenuhi kebutuhan personelnya. Sebab ada ungkapan nyeleneh ‘logika tak akan jalan tanpa logostik’, artinya setiap program kerja, orang-orang yang terlibat dalam eksekusi program kerja tersebut tidak akan melakukan kinerjanya secara maksimal jika tidak ditunjang logistik yang memadai.
Kelima, pentingnya membangun kerjasama dan pelibatan masyarakat. Masing-masing bidang hendaknya juga menjalin jejaring kerja dengan berbagai pihak yang memiliki visi yang sama. Mitra kerja tersebut bisa dari kalangan swasta maupun pemerintah, baik pusat maupun daerah. Dari kalangan swasta misalnya dapat bermitra dengan CSR (corporate social responsibility) yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan kategori menengah dan atas. Pengalaman selama ini memang tidak mudah bermitra dengan swasta maupun pemerintah. Karena itu diperlukan komunikasi intensif dan smart untuk dapat menyakinkan mereka bekerjasama untuk mengembangan kegiatan Kepramukaan.
Keenam, optimalisasi wadah pembinaan dengan ragam kegiatan yang manarik dan kekinian. Wadah pembinaan peserta didik Gerakan Pramuka perlu dimaksimalkan eksistensinya, Kwarcab Ciamis memiliki Dewan Kerja Cabang, Dewan Kerja Ranting, Satuan Karya Pramuka, Dewan Racana Pandega serta Dewan Ambalan Penegak. Semua wadah pembinaan tersebut perlu difasilitasi dengan berbagai aktivitas yang sesuai dengan perkembangan fisik dan psikologis mereka serta sesuai dengan perkbangan zaman atau kekinian. Karena ketika sebuah program kerja tidak menarik bagi mereka, bukan tidak mungkin Pramuka Ciamis akan semakin melempem dan ditinggalkan. Wadah pembinaan tidak hanya berfungsi untuk menghimpun peserta didik akan tetapi juga sebagai media dan metode pendidikan dalam Gerakan Pramuka untuk melakukan kaderisasi.  Karena, merekalah ujung tombang Pramuka Ciamis yang harus senantiasa diasah, diasih dan diasuh sedemikian rupa untuk melanjutkan estafeta perjalan sejarah masa depan.

Untuk Pramuka Jabar Kahiji
Ketua Kwarda Jawa Barat secara tegas berpesan kepada seluruh Pramuka Ciamis yang hadir pada acara Pelantikan Pengurus Kwarcab Ciamis agar Pramuka menjadi garda terdepan dalam pembangunan di masyarakat. “Pramuka bukan sekadar berseragam coklat-coklat, tetapi pramuka harus mampu membangun masyarakat,” tutur kak Dede Yusuf dalam sambutannya. Kak H. Iing Syam Arifin yang juga pun mengungkapkan hal senada. “Pramuka harus menjadi teladan bagi generasi muda”.
Kwarcab Ciamis disebut Dede Yusuf sebagai cikal bakal pramuka Jawa Barat. Banyak pramuka asal Ciamis yang berkontribusi di Jawa Barat. Beberapa program pun banyak terinspirasi dari Kwarcab Ciamis. “Oleh karena itu, Pramuka Ciamis jangan melempem. Apalagi sekarang ada saingan, Pramuka Pangandaran,” tuturnya sambil berseloroh. Dede Yusuf menaruh harapan besar kepada Pramuka Ciamis untuk membangun generasi muda agar dapat berkontribusi di masyarakat. Ke depannya, Ciamis diharapkan dapat menjadi pelopor dalam berbagai kegiatan, terutama di Jawa Barat.
Degan semangat kebersamaan, Kwarcab Ciamis akan selalu siap menjawab tantangan Ka Kwarda Jabar. Melalui Rakercab, Kwarcab Ciamis telah menyusun strategi dan agenda program kerja untuk diaplikasikan. Seluruh Kwartir Ranting dan elemen Pramuka Ciamis menyambut baik program kerja tersebut dan dirasa sangat mendukung untuk perkembangan kepramukaan di Kabupaten Ciamis tentunya dengan semangat Ciamis bersinergi untuk Pramuka Jabar Kahiji. Ya, Ciamis diharapkan menjadi pioner dalam setiap aktivitas kepramukaan dan mendukung penuh setiap program Kwarda Jabar dengan memberikan saran dan ide untuk perbaikan tentunya.
Mewujudkan Pramuka Jawa Barat sebagai Kwarda Tergiat ke-1 tingkat Nasional bukanlah hal yang mudah, dan Pramuka Ciamis mempunyai peran penting untuk mewujudkannya. Salahsatunya adalah berpartisipasi aktif dalam kegiatan daerah, nasional, regional dan internasional serta menyelaraskan setiap program kerja dengan ekspekstasi Kwarda Jabar.

Belajar Bersinergi, Belajar dari Unggas
Mari kita amati sekawanan burung yang sedang terbang di langit. Dalam sebuah buku disebutkan bahwa sekawanan unggas (termasuk burung) selalu membentuk formasi huruf “V” jika terbang berkelompok. Mengapa demikian? Ternyata ada rahasia besar di balik semua itu;
ü  Dengan formasi V, kawanan unggas tersebut bisa terbang 71% lebih jauh daripada terbang individual. Ketika seekor unggas mengepakkan sayapnya, akan menimbulkan arus angin bagi unggas di belakangnya.
ü  Jika unggas paling depan merasa lelah, ia dapat berpindah ke belakang dan posisinya akan digantikan dengan unggas di belakangnya.
ü  Unggas-unggas yang berada di belakang menciptkan suara untuk menyemangati teman di depan.
ü  Setiap kali seekor unggas keluar dari formasi maka dia akan merasakan penolakan dan mengharuskannya kembali ke formasi awal.
ü  Jika salah satu unggas sakit atau terluka, dia keluar dari barisan dengan diikuti dua ungggas lain turun ke tanah. Setelah sembuh, ketiganya  dengan akan terbang membentuk formasi  baru dan menyusul kelompok mereka.
Begitulah unggas, mereka bersinergi dan mampu menghimpun kekuatan lebih besar, lebih tinggi dan lebih hebat dari jangkauan ketika mereka melakukannya sendiri. Demikian pula dalam hasil pekerjaan (output) dari tim kerja (teamwork)  sepanjang wadah, sistem, dan aturan kerja (standar operasional prosedur) yang telah ditetapkan bersama untuk mencapai tujuan telah dilaksanakan dengan baik dan sungguh-sungguh maka hasil yang diharapkan niscaya dapat dicapai. Keberhasilan tersebut tidak bisa terlepas dari peran pemimpin yang telah mendelegasikan dan memberikan kepercayaan  dengan memberi semangat, meningkatkan motivasi para anggota tim agar lebih berprestasi dan produktif dalam bidang kerjanya. Pemimpin memastikan tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh semua orang dalam organisasi agar tetap dalam jalurnya (on the track) dan tidak melenceng atau menyimpang dari jalur tersebut sehingga dapat mengganggu harmoni kinerja organisasi bersangkutan yang dalam istilah harmoni lagu berupa nada/chord yang sumbang atau fals.
Adapun Pramuka Ciamis, dibawah komando Kak H. Iing Syam Arifin harus merasa optimis meretas jalan sinergitas dalam menggairahkan ruh Pramuka bagi generasi muda di Kabupaten Ciamis, dengan segala daya dan upaya yang dipunya, dengan segenap potensi yang dimiliki, pada gilirannya nanti biarlah sejarah yang mencatat pada gilirannya nanti bahwa Pramuka Ciamis mampu berprestasi dengan bersinergi dan menjadi inspirasi untuk negeri.

Kwarcab Ciamis, 10 Juni 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar