Bersinergi sepertinya mudah diucap tetapi
sesungguhnya tidak mudah diwujudkan. Dalam sistem manajemen lama dikenal dengan
istilah kerja tim atau team
work. Pola kerja demikian selama ini
seringkali terjadi tanpa didukung kesadaran pribadi sebagai anggota tim untuk
bersinergi, namun lebih dikarenakan tuntutan pekerjaan. Oleh karenanya
produktivitas sebagai hasil kerja tidak sebagaimana yang diharapkan.
Pribadi-pribadi yang bekerja dalam tim belum memiliki kesamaan pandang,
meskipun mereka telah bekerja bersama-sama.
Fakta
sejarah membuktikan bahwa tidak ada satu pun organisasi besar yang bertahan
dalam jangka panjang hanya mengandalkan kemampuan seseorang semata dalam
memimpin. Meski tidak salah sepenuhnya, karena setiap organisasi besar
tentunya memiliki pemimpin besar (the
great leader). Hal ini secara tidak langsung juga menunjukkan bahwa
seorang pemimpin besar juga mempunyai pengikut besar (great follower).
Sejatinya kebersamaan atau kolaborasi seorang pemimpin dengan pengikutlah yang
membangun pondasi berdiri kokohnya sebuah organisasi.
Pramuka Ciamis
sebagai cikal bakal Pramuka Jawa Barat sebagaimana diungkapkan Kak Dede Yusuf
melalui sambutannya pada acara pelantikan dan pengukuhan pengurus Kwarcab
Ciamis 2015-2020 semestinya menjadi motivasi tersendiri, hal ini karen Pramuka
Ciamis dipandang teramat spesial di mata Kak Dede Yusuf secara pribadi dan
dalam kiprahnya sebagai organisasi di Kwartir Daerah Jawa Barat. Namun,
ungkapan itu tak berarti apa-apa jika Kwarcab Ciamis tak mampu merangkul
seluruh potensi yang dimiliki, meraup seluruh semangat, menyatukan langkah
dalam sebuah visi yang sama. Ya, seluruh stakeholader harus memakai ‘kacamata’
yang sama agar Pramuka Ciamis semakin berkembang dan maju.
Makna dan Kekuatan Bersinergi
Kolaborasi
adalah bentuk kerja sama yang jamak dilakukan baik dalam organisasi baik posisi
seseorang sebagai atasan kepada bawahan ataupun posisi sebaliknya.
Kolaborasi merupakan bentuk tanggung jawab moral masing-masing individu dalam
organisasi terhadap tugas dan tanggung jawab mencapai performa kerja (kinerja)
yang berkualitas dan memuaskan stakeholder. Pengembangan kolaborasi ini
bila ditindaklanjuti lebih jauh akan menghasilkan perpaduan dengan hasil
(output) lebih besar dan lebih prospektif yang disebut “Sinergi”.
Sinergi
merupakan bentuk kolaborasi yang dapat memberikan hasil (output) lebih besar
daripada penggabungan masing-masing komponen terkait. Sinergi seringkali
digambarkan dengan formula 1+1=3 atau 4, 5 bahkan lebih tergantung kekuatan sinergi
itu sendiri. Ketika seseorang dan tim kerja (teamwork) saling bekerja sama untuk mencapai
target kerja organisasi, maka target tidak hanya tercapai 100% dari yang
direncanakan bahkan sangat mungkin tercapai melampaui target seharusnya diatas
100%, yakni 120% bahkan 150%. Inilah sejatinya keberadaan sinergi dalam
organisasi yang tentunya memiliki kekuatan yang dahsyat dibandingkan hanya
sekedar kerja bersama-sama tanpa ada upaya sungguh-sungguh untuk mewujudkan
tujuan organisasi.
Menurut
Stephen Covey dalam bukunya 7
Habits of Highly Effective People, jika 1 + 1 = 3, maka itulah yang
disebut “Synergy”.
Sinergi adalah saling mengisi dan melengkapi perbedaan untuk mencapai hasil
lebih besar daripada jumlah bagian per bagian. Sedangkan menurut Kanter (1989)
sinergi adalah interaksi dari usaha yang menghasilkan keuntungan lebih besar
dan melampaui apa yang dapat dilakukan oleh masing-masing unit jika
melakukannya sendiri-sendiri.
Gerakan
Pramuka sebagai organisasi pendidikan yang mendunia, memiliki potensi yang luar
biasa untuk dikaji dan dikembangkan. Di Indonesia saja, tercatat 17 juta
Pramuka aktif mulai dari golongan Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega.
Bayangkan jika jumlah sebanyak itu melakukan aksi bersama-sama maka akan
tercipta sebuah kekuatan yang mengagumkan. Jika pada waktu yang bersamaan
menanam 1 pohon, maka akan tertanam 17 juta pohon dalam waktu yang sama, luar
biasa bukan? Namun, jumlah itu tak akan bermakna jika hanya sebatas jumlah
saja, ia hanya akan menjadi buih di lautan. Memang banyak, tapi sedikit manfaat
yang diberikan.
Itulah
kekuatan mengagumkan sinergi dan kerjasama tim dan itu merupakan model yang
semestinya menjadi bahan refleksi dan renungan. Hal ini berarti dalam sinergi
dan kerja sama Tim yang mengagumkan dari kekuatan masing-masing individual,
fungsi individual, kemampuan individual, dan mengemasnya supaya
beroperasi dalam kesinkronan satu sama lain, semuanya mengarah pada suatu
sasaran tangguh akan menghasilkan karya luar biasa. Tim yang dapat mewujudkan
sinergi sempurna seperti itu menjadi mengagumkan, kekuatan yang tidak dapat
dihambat dan tidak terbendung.
Bersinergi
adalah sebuah kepastian bagi sebuah organisasi, khususnya Gerakan Pramuka.
Gerakan Pramuka akan semakin semarak, menjadi mainstream di kalangan remaja dan
generasi muda. Dan seperti diungkap di awal, membangun sinergi itu tak mudah,
akan tetapi tak sulit pula. Karena untuk bersinergi kita akan dihadapkan dengan
berbagai perbedaan pandangan, hambatan kultural serta tantangan lainnya. Namun
ketika kita mengetahui kunci permasalahannya, faham akan tahapan yang harus
dilakukan dalam membangun sinergi, maka kemajuan organisasi, Gerakan Pramuka
dalam hal ini hanya tingga menunggu saat yang tepat.
Pramuka Ciamis yang Bersinergi
Upaya untuk
membangun Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Kabupaten Ciamis yang bersinergi
sebenarnya telah dimulai pada periode 5 tahun pertama (2009-2014) dibawah Kak
H. Iing Syam Arifin sebagai ketua. Periode pertama inilah yang menjadi tonggak
aktivitas Kepramukaan di Ciamis semakin menggeliat, dan kak H. Iiing Syam
Arifin terpilih kembali secara aklamasi sebagai Ketua Kwarcab Ciamis melalui
Musyawarah Cabang pada Desember 2015 lalu oleh forum yang dihadiri oleh seluruh
Kwartir ranting se-Kabupaten Ciamis untuk 5 tahun yang akan datang (2015-2020).
Adapun langkah
nyata dalam membangun Pramuka Ciamis yang bersinergi diantaranya adalah; Pertama, Shared Vision. Shared
vision dapat tercapai bila setiap anggota organisasi menyepakati visi bersama
dan memastikan visi pribadinya tidak bertentangan dengan visi organisasi.
Shared vision dalam organisasi Gerakan Pramuka melalui sebuah forum, yakni
musyawarah dan rapat kerja tingkat Cabang kabupaten Ciamis.
Musyawarah
Cabang Ciamis ke-13 tahun 2015 di Pangandaran menjadi langkah awal bagi
pengembangan Pramuka Ciamis yang lebih Dinamis
dan Selaras sebagaimana tercantum
dalam Visi Kwarcab Ciamis 2015-2020 yakni ‘Mewujudkan Gerakan Pramuka Kabupaten Ciamis
yang DINAMIS (Disiplin, Inovatif, Mandiri dan Optimis) untuk membentuk generasi
muda yang SELARAS (Serasi, Empati, Luwes, Trengginas dan Sejahtera)’. Karena, melalui Mucab Ciamis
XIII 2015 ini setiap aspek, aktivitas, tata organisai dan regulasi yang
berkaitan untuk pembinaan dan pengembangan Pramuka Ciamis dibahas dan
disepakati. Juga, melalui musyawarah ini diharapkan mampu melahirkan ide-ide
segar, gagasan-gagasan istimewa serta saran-saran yang mampu membangkitkan gairah
untuk lebih giat dalam berkarya dalam bingkai satu visi. Selain itu, melalui
musyawarah ini pula dirancang sedemikian rupa tahapan-tahapan pelaksanaan
segala ide, gagasan serta saran tersebut agar tepat sasaran, tercapai target
serta terwujudnya visi yang telah ditetapkan.
Kedua,
membangun
kekuatan sinergi dalam team work. Sebuah cara yang bagus untuk memahami sinergi adalah
melalui metafora mengenai tubuh. Tubuh bukan hanya terdiri dari tangan dan bahu
serta kaki dan paha berikut otak, lambung, jantung semuanya di gabungkan
bersama. Tubuh menjadi keseluruhan yang sinergistis ajaib yang dapat melakukan
banyak hal yang indah, karena cara bagian-bagian anggota badannya bekerja
bersama. Keseluruhan tubuh dapat membuat jauh lebih banyak dari pada yang dapat
dilakukan semua bagian terpisah secara tersendiri, digabungkan dan saling
berhubungan.
Kepengurusan
Kwarcab Ciamis masa bakti 2015-2020 sebanyak 129 orang yang terdiri dari 45
Andalan Cabang, 55 orang unsur Mabicab, 5 orang Lembaga Pemeriksa Keuangan, 19
orang unsur Pusata Pendidikan dan Pelatihan Cabang (Pusdiklatcab), dan 5 orang
unsur Pusat Penelitian dan Pengabangan (Puslitbangcab). Kemudian, Kwarcab Ciamis
memiliki potensi organisasi cukup besar untuk dikembangkan, dengan jumlah
115.000 lebih peserta didik (2014) dan anggota dewasa mencapai 6.000 orang lebih
(2014) yang terdiri dari Pembina Pramuka lulusan KMD dan KML, Pelatih Pembina
Pramuka lulusan KPD dan KPL, Andalan Cabang dan Ranting, Majelis Pembimbing
serta Pimpinan Satuan Karya Pramuka (SAKA). selanjutnya, dengan 27 Kwartir
Ranting dan Gugus Depan aktif (2014) yang mencapai 1.500 lebih, seluruh potensi
ini perlu digerakan secara aktif dan simultan, harus dikolaborasikan sehinga
menjadi satu kesatuan dan melangkah secara bersamaan.
Ketiga, melakukan evaluasi secara
berkala dan kemudian melakukan peninjauan ulang serta perbaikan jika ada yang
mesti diperbaiki. Dengan begitu kita mengetahui tingkat keberhasilan dan
efektifitas kerja yang telah dijalankan oleh masing-masing bidang dan kelompok
kerja. Evaluasi juga menyangkut sinergi yang telah diimplementasikan untuk
mengetahui tingkat produktivitas dan visibilitasnya.
Keempat, kita juga
tidak bisa melupakan kemandirian organisasi dan personal yang terlibat dalam
menjalankan program kerja Kwarcab Ciamis. Kwarcab Ciamis perlu memikirkan
langkah-langkah untuk membangun kemandirian dan tidak hanya mengandalkan
sumbangan dari Pemerintah Daerah dan Sponsorship saja, akan tetapi Kwarcab
Ciamis harus memiliki badan usaha, bisnis, koperasi dan jenis kegiatan
produktif lainnya yang mampu menunjang kebutuhan organisasi dan lebih baik lagi
mampu memenuhi kebutuhan personelnya. Sebab ada ungkapan nyeleneh ‘logika tak akan jalan tanpa logostik’,
artinya setiap program kerja, orang-orang yang terlibat dalam eksekusi program
kerja tersebut tidak akan melakukan kinerjanya secara maksimal jika tidak
ditunjang logistik yang memadai.
Kelima, pentingnya
membangun kerjasama dan pelibatan masyarakat. Masing-masing bidang hendaknya
juga menjalin jejaring kerja dengan berbagai pihak yang memiliki visi yang
sama. Mitra kerja tersebut bisa dari kalangan swasta maupun pemerintah, baik
pusat maupun daerah. Dari kalangan swasta misalnya dapat bermitra dengan CSR (corporate social responsibility)
yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan kategori menengah dan atas. Pengalaman
selama ini memang tidak mudah bermitra dengan swasta maupun pemerintah. Karena
itu diperlukan komunikasi intensif dan smart
untuk dapat menyakinkan mereka bekerjasama untuk mengembangan kegiatan
Kepramukaan.
Keenam,
optimalisasi wadah pembinaan dengan ragam kegiatan yang manarik dan kekinian.
Wadah pembinaan peserta didik Gerakan Pramuka perlu dimaksimalkan
eksistensinya, Kwarcab Ciamis memiliki Dewan Kerja Cabang, Dewan Kerja Ranting,
Satuan Karya Pramuka, Dewan Racana Pandega serta Dewan Ambalan Penegak. Semua
wadah pembinaan tersebut perlu difasilitasi dengan berbagai aktivitas yang sesuai
dengan perkembangan fisik dan psikologis mereka serta sesuai dengan perkbangan
zaman atau kekinian. Karena ketika sebuah program kerja tidak menarik bagi
mereka, bukan tidak mungkin Pramuka Ciamis akan semakin melempem dan
ditinggalkan. Wadah pembinaan tidak hanya berfungsi untuk menghimpun peserta
didik akan tetapi juga sebagai media dan metode pendidikan dalam Gerakan
Pramuka untuk melakukan kaderisasi.
Karena, merekalah ujung tombang Pramuka Ciamis yang harus senantiasa
diasah, diasih dan diasuh sedemikian rupa untuk melanjutkan estafeta perjalan
sejarah masa depan.
Untuk Pramuka
Jabar Kahiji
Ketua Kwarda
Jawa Barat secara tegas berpesan kepada seluruh Pramuka Ciamis yang hadir pada
acara Pelantikan Pengurus Kwarcab Ciamis agar Pramuka menjadi garda terdepan
dalam pembangunan di masyarakat. “Pramuka bukan sekadar berseragam
coklat-coklat, tetapi pramuka harus mampu membangun masyarakat,” tutur kak Dede
Yusuf dalam sambutannya. Kak H. Iing Syam Arifin yang juga pun mengungkapkan
hal senada. “Pramuka harus menjadi teladan bagi generasi muda”.
Kwarcab Ciamis
disebut Dede Yusuf sebagai cikal bakal pramuka Jawa Barat. Banyak pramuka asal
Ciamis yang berkontribusi di Jawa Barat. Beberapa program pun banyak
terinspirasi dari Kwarcab Ciamis. “Oleh karena itu, Pramuka Ciamis jangan
melempem. Apalagi sekarang ada saingan, Pramuka Pangandaran,” tuturnya sambil
berseloroh. Dede Yusuf menaruh harapan besar kepada Pramuka Ciamis untuk
membangun generasi muda agar dapat berkontribusi di masyarakat. Ke depannya,
Ciamis diharapkan dapat menjadi pelopor dalam berbagai kegiatan, terutama di
Jawa Barat.
Degan semangat
kebersamaan, Kwarcab Ciamis akan selalu siap menjawab tantangan Ka Kwarda
Jabar. Melalui Rakercab, Kwarcab Ciamis telah menyusun strategi dan agenda
program kerja untuk diaplikasikan. Seluruh Kwartir Ranting dan elemen Pramuka
Ciamis menyambut baik program kerja tersebut dan dirasa sangat mendukung untuk
perkembangan kepramukaan di Kabupaten Ciamis tentunya dengan semangat Ciamis bersinergi
untuk Pramuka Jabar Kahiji. Ya, Ciamis diharapkan menjadi pioner dalam setiap
aktivitas kepramukaan dan mendukung penuh setiap program Kwarda Jabar dengan
memberikan saran dan ide untuk perbaikan tentunya.
Mewujudkan
Pramuka Jawa Barat sebagai Kwarda Tergiat ke-1 tingkat Nasional bukanlah hal
yang mudah, dan Pramuka Ciamis mempunyai peran penting untuk mewujudkannya.
Salahsatunya adalah berpartisipasi aktif dalam kegiatan daerah, nasional,
regional dan internasional serta menyelaraskan setiap program kerja dengan
ekspekstasi Kwarda Jabar.
Belajar
Bersinergi, Belajar dari Unggas
Mari kita
amati sekawanan burung yang sedang terbang di langit. Dalam sebuah buku
disebutkan bahwa sekawanan unggas (termasuk burung) selalu membentuk formasi
huruf “V” jika terbang berkelompok. Mengapa demikian? Ternyata ada rahasia
besar di balik semua itu;
ü
Dengan
formasi V, kawanan unggas tersebut bisa terbang 71% lebih jauh daripada terbang
individual. Ketika seekor unggas mengepakkan sayapnya, akan menimbulkan arus
angin bagi unggas di belakangnya.
ü
Jika unggas
paling depan merasa lelah, ia dapat berpindah ke belakang dan posisinya akan
digantikan dengan unggas di belakangnya.
ü
Unggas-unggas
yang berada di belakang menciptkan suara untuk menyemangati teman di depan.
ü
Setiap kali
seekor unggas keluar dari formasi maka dia akan merasakan penolakan dan
mengharuskannya kembali ke formasi awal.
ü
Jika salah
satu unggas sakit atau terluka, dia keluar dari barisan dengan diikuti dua
ungggas lain turun ke tanah. Setelah sembuh, ketiganya dengan akan
terbang membentuk formasi baru dan menyusul kelompok mereka.
Begitulah
unggas, mereka bersinergi dan mampu menghimpun kekuatan lebih besar, lebih
tinggi dan lebih hebat dari jangkauan ketika mereka melakukannya sendiri. Demikian
pula dalam hasil pekerjaan (output)
dari tim kerja (teamwork)
sepanjang wadah, sistem, dan aturan kerja (standar operasional prosedur)
yang telah ditetapkan bersama untuk mencapai tujuan telah dilaksanakan dengan
baik dan sungguh-sungguh maka hasil yang diharapkan niscaya dapat dicapai.
Keberhasilan tersebut tidak bisa terlepas dari peran pemimpin yang telah
mendelegasikan dan memberikan kepercayaan dengan memberi semangat,
meningkatkan motivasi para anggota tim agar lebih berprestasi dan produktif
dalam bidang kerjanya. Pemimpin memastikan tugas dan tanggung jawab yang
diemban oleh semua orang dalam organisasi agar tetap dalam jalurnya (on the track) dan tidak
melenceng atau menyimpang dari jalur tersebut sehingga dapat mengganggu harmoni
kinerja organisasi bersangkutan yang dalam istilah harmoni lagu berupa
nada/chord yang sumbang atau fals.
Adapun Pramuka
Ciamis, dibawah komando Kak H. Iing Syam Arifin harus merasa optimis meretas
jalan sinergitas dalam menggairahkan ruh Pramuka bagi generasi muda di
Kabupaten Ciamis, dengan segala daya dan upaya yang dipunya, dengan segenap
potensi yang dimiliki, pada gilirannya nanti biarlah sejarah yang mencatat pada
gilirannya nanti bahwa Pramuka Ciamis mampu berprestasi dengan bersinergi dan
menjadi inspirasi untuk negeri.
Kwarcab Ciamis, 10 Juni 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar