Kegiatan yang dilaksanakan selama sehari itu, diikuti
sebanyak 180 pramuka penegak dari berbagai Dewan Ambalan se- Kwarcab Banyumas
dan dibuka oleh Kasi Bina Muda dan Kasi Operasional Pramuka Peduli Handoko
Wahyu.
Handoko dalam sambutanya mengatakan bahwa Kwarcab menggandeng PMI untuk melatih dan menyiapkan anggota pramuka menjadi kader penanggulangan bencana. “Kita berharap seluruh anggota menjadi garda terdepan dalam penanggulangan bencana, minimal mereka sebagai informan awal kejadian bencana disekitarnya wilayahnya” kata Handoko.
Handoko berpesan agar mereka yang berada di ambalan
membentuk satuan kecil pramuka peduli yang siap siaga menghadapi segala
kemungkinan. “Untuk itu selalu berlatih dan berlatih menghadapi kejadian
bencana adalah menjadi suatu kewajiban dan kebutuhan” katanya. Sebelum melaksanakan kegiatan para peserta mengikuti
Upacara Adat Ksatria Kendalisada yang dilaksanakan di Pendopo Bumi Perkemahan.
Komandan Unit Bantu Petolongan Pramuka (Ubaloka) Diana Dwi Putra mengatakan bahwa Banyumas mempunyai potensi bencana alam yang cukup tinggi, untuk itu setiap anggota pramuka khususnya Ubaloka setiap saat harus siap memberi pertolongan. “Untuk itu harus selalu mendapat ilmu baru tentang pertolongan pertama, meningkatkan rasa solidaritas sesama hidup dan kepedulian lingkungan dengan harapan dapat dipraktekan di pangkalan maupun tempat tinggal masing-masing” katanya.
Diana melanjutkan kegiatan pekatihan simulasi dibagi
dua sesi dimana pada sesi pertama peserta mendapat teori tentang pertolongan
pertama, langkah-langkah yang harus diambil, termasuk pembagian tugas diantara
peserta. “Pada sesi kedua dilaksanakan praktek usai istirahat” tambahnya.
Ketika waktu istirahat usai ada bunyi sirine
meraung-raung, walau sebagian besar sempat kaget para peserta langsung dapat
beradaptasi dan mempraktekan teori yang telah diberikan sebelumnya. Secara
spontan mereka menempati tugas yang sudah dibagikan sebelumnya. Ada yang
langsung mendirikan tenda posko, ada yang berlarian mencari korban, ada yang
memberi aba-aba, layaknya terjadi bencana sungguhan.
Diana mengatakan bahwa bencana tidak dapat diprediksi,
namun dengan kesiap-siagaan anggota Pramuka diharapkan mereka dapat membantu
masyarakat sekitar seandainya terjadi bencana. “Dengan simulasi ini, dimana
sekenario tidak kita beri tahukan pada peserta, melatih mereka secara cepat
memposisikan diri memberi pertolongan” katanya.
Sumber: pramukanews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar