Sabtu, 24 Desember 2011

Makan Cacing


Oleh : Ummu Salma
pernah punya pengalaman makan cacing ? aku pernah. Waktu itu aku mengikuti acara pengambilan sayarat-syarat kemampuan umum untuk menjadi Penegak Bantara di SMA. Seperti diplonco saja, kami membawa banyak syarat yang harus dipenuhi. Paling aku ingat ketika disuruh membawa tas dari kantung terigu. Ibuku yang menjahitkannya khusus untukku. Isinya banyak, terutama alat tulis dan baju ganti. Walaupun pada kenyataannya, aku tidak sempat berganti baju setelah itu.

Aku dan teman-teman mendapat tugas untuk mencari kakak-kakak Ambalan yang bersembunyi di beberapa pos pada peta yang diberikan oleh Kakak Pembina. Kami pun berjalan sendiri-sendiri mencari pos-pos yang dimaksudkan. Disepanjang jalan aku berdo’a karena malam begitu mencekam. kulirik jam tanganku, waktu menunjukan jam 10 malam.
Sampailah aku di pos pertama. Kak Indra memberi perintah untuk menyanyikan Lagu Ambalan dan menyebutkan Dasa Darma dan Tri Satya dengan suara yang lantang. Alhamdulillah, aku lulus. Berikutnya pos ke-2, aku mendapat pertanyaan arti lambang Pramuka, alhamdulillah ini juga lulus. Pos ke-3 dan seterusnya, alhamdulillah lulus semua, senangnya hatiku.
Aku meneruskan perjalananku dengan riang dan gembira, ternya menyenangkan juga jalan malam-malam dan bisa menjawab semua pertanyaan. Aku tiba di pos yang terakhir. os paling ujung dan sepi sekali, aku lihat dua kakak Ambalan yang sedang menunggu tidak sabar melihatku datang. “ayo dik, cepat sedikit !” serunya tidak sabar. Kak Tia dan Kak Dewi, dua orang yang kukenal kalem dan baik hati kini berubah seperti orang lain. Akupun bergegas menghampiri mereka dan mengucapkan salam.
Sekarang kakak mau tanya, apa motivasi kamu ikut acara ini ? jawab dengan jujur !” kak Tia bertanya kepadaku dengan tegas. Aku tergagap.
duh, apa ya ? aku kan ingin jadi anggota Pramuka.” batinku.
ayo jawab !” Kak Dewi mulai tidak sabar.
Ingin menjadi Anggota Pramuka Penegak, Kak” kataku menggigil.
Angin dingin mulai merasuki tubuhku yang kurus. Waktu sudah menunjukan jam satu dini hari.
Tahu Dasa Darma yang ke-8 ?” tanya lagi.
Tahu kak. Disiplin, Berani dan Setia !” jawabku dengan tegas.
Baik, kamu lihat ini kan …
Kak Tia memperlihatkan sebuah toples isi sekumpulan cacing.
Nah, … Kakak ingin menguji keberanianmu. Apakah kamu berani memakan cacing ini ?” katanya dengan sedikit menyeringai. yaikk … binatang yang paling menjijikan itu harus masuk kedalam kerongkonganku. Oh No ! Aku bergidik geli.
Tapi aku sudah diujung kemenangan, mas harus menguloang lagi dari awal ?” batinku mulai berperang.
Iya kak, saya berani.” Suaraku terdengar aneh ditelingaku. Aku pasrah.
Oke … Kakak tutup matanya ya ?” Kak Dewi mulai menutup mataku dengan sehelai sapu tangan. Aku dengan pasrah membuka mulutku lebar-lebar dan hup ada yang licin meluncur didalam mulutku. Baunya anyir.
Sudah terasa kan ? Gimana enak tidak ?” Kata Kak Tia menimpali. Aku tidak kuat lagi. Perutku mulai protes. Siap mulai memuntahkan segala isinya saat itu. akupun muntah dihadapan 2 kakak Ambalan.
Aku menangis. Antara sedih dan menyesal karena tidak bisa mempertahankan keberanianku menelan si cacing. Tetapi 2 kakak ku yang manis ternyata berbaik hati. Mereka tetap memberikan tandatangannya sebagai bukti bahwa aku siap menjadi seorang anggota Pramuka yang pemberani.
Dan ternyata cacing yang mereka berikan di malam itu dalam Spagheti besar yang direndam dalam Scot Emulsion !

Cerita diatas adalah 1 dari 60 cerita yang ada didalam buku I am Proud To Be Scout yang ditulis oleh Kak Nunu El Fasa dkk. Buku ini yang saya tahu adalah buku Pertama di Indonesia yang didalamnya menceritakan tentang berbagai pengalaman selama mengikuti kegiatan kepramukaan. Ada yang mengharukan, menggelikan, semangat, suka cita pokoknya mah nano-nano banget deh. Bagi para aktivis Pramuka mungkin akan senyum-senyum sendiri ketika membaca buku ini, Pasti. Kenapa ? karena sangat dimungkinkan dalam buku ini ada beberapa cerita yang sama atau kejadian yang hampir sama dan tentunya mengundang kembali memori masa silam selama aktif menjadi anggota Pramuka.
Ya, buku ini membawa angin segar dalam perkembangan Gerakan Pramuka di Indonesia yang sudah berusia 50 Tahun dan sebagai upaya menuju percepatan Revitalisasi Gerakan Pramuka yang telah dicanangkan oleh Bapak Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono lima tahun yang lalu pada event Jambore Nasional di Buper Mashudi Kiarapayung-Sumedang tahun 2006.
I am Proud To Be Scout yang dijadikan judul buku ini yang berarti Saya Bangga Menjadi Pramuka secara tidak sengaja sama dengan Jargon kampanyenya Kak Dede Yusuf yang menjabat sebagai Ketua Kwartir Daerah Jawa Barat untuk mepromosikan Pramuka, yaitu ‘BANGGA JADI PRAMUKA INDONESIA’. Adapun judul buku ini diambil dari salahsatu judul cerita yang ada dildalamnya dan kalimat I am Proud To Be Scout adalah tulisan yang terdapat dalam sebuah stiker. Dan subhanallah, kalimat yang baik akan membawa kebaikan pula, dan kalimat yang ada pada stiker itu menjadi inspirasi bagi penulis cerita, bagi penulis buku, bagi saya dan bagi kita semua.
Jadi, buku ini sangat cocok untuk dibaca bagi kita, terutama para aktivis Pramuka ataupun bagi orang-orang yang pernah aktif di Pramuka. Buku ini adalah penawar rindu yang mengingatkan kembali betapa menyenangkan masa-masa yang telah dilewati bersama Pramuka, buku ini menayangkan slide-slide kehidupan yang mungkin tak akan ingin kita lupakan, buku ini menyegarkan ingatan dan berusaha menemukan sudut pandang yang baru di dunia kepenulisan yang berlabelkan Pramuka.
Buat temen-temen yang ingin membaca berbagai cerita dan pengalaman yang ada dalam buku ini gampang kok, Beli aja. Bukannya saya Promosi lho … Tapi satu hal, saya ingin menularkan semangat kebaikan sama temen-temen semua, saya hanya ingin mambawa temen-temen pada motivasi yang sama tentang kebangga menjadi Pramuka, dan saya Cuma ingin berkontribusi untuk Pramuka Indonesia dengan menginformasikan buku ini.
 Saya tidak pernah rugi kehilangan berapapun uang saya jika dibelikan untuk buku, karena buku bagi saya adalah sahabat paling dekat, sahabat yang tidak pernah mencela saya dan teman yang memberi saya pengetahuan dan pengalaman baru dan tak pernah menggerutu jika saya tak menyapanya atau sering tak bersamanya.
Rugi jika temen-temen masih mempertimbangkan harga buku ini yang relatif murah yaitu Cuma Rp. 43.800,- dan jika dibandingkan dengan membeli pulsa. Pulsa yang nominalnya 50 ribu bisa habis dalam satu bulan atau bahkan kurang dari satu bulan. Tapi, kalo temen-temen beli buku ini, Saya Janji dan berani jamin buku ini pasti awet seumur hidup. Jikapun hilang ia akan ada ditangan orang lain, atau paling parahnya ia akan hilang kalo tidak terbakar atau terbawa banjir.
So, tunggu apalagi. Jangan menunda untuk melakukan berkontribusi dalam kebaikan, ajak kawan-kawan yang lain untuk membacanya. Sungguh, sekecil apapun niat baik kita tidak akan terbuang percuma dan pasti terbayarkan. Setetes keringat atau bahkan segores luka dalam perjuangan telah dijanjikan balasan oleh-Nya.
Ayo Jangan Ragu buat beli bukunya dan Selamat Menikmati eh Membaca.
 Catatan :
ü Buku ini bisa dipesan langsung kepada penulis yaitu Kak Nunu El Fasa ( ) atau bisa juga melalui saya melalui nomor kontak 081 222 935 819.
Buku ini dibedah pertamakalinya di Kwarcab Ciamis pada acara Bedah Buku dan Seminar Keputrian pada tanggal 18 Desember 2011 dengan tema BUKA MATA (Bagaimana pramUKA meMAhami waniTA) dalam rangka memperingati hari Ibu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar