Rabu, 22 April 2015

10.000 Pramuka Santri Akan Melantunkan Madihin Saat Perkemahan Pramuka Santri Nusantara di Kalsel

Perkemahan Pramuka Santri Nusantara (PPSN) ke-IV siap dilaksanakan di Bumi Perkemahan Tambang Ulang, Kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan, pada 1-7 Juni 2015. “Koordinasi dengan Pemprov Kalimantan Selatan dan pihak terkait sudah kami lakukan”, jelas  Dr. Mohsen (Direktur PD Pontren Kemenag), saat memimpin rapat perdana kegiatan ini, pada senin sore (20/04/2015) di ruang rapat Sekjend Kementerian Agama.

Salah satu kegiatan PPSN adalah pemecahan Rekor MURI melalui konfigurasi madihin dengan jumlah pelantun sebanyak 10.000 orang. Mardhani Zuhri, (Koord Bidang Perkemahan dan Kegiatan PPSN) menjelaskan “Madihin secara bahasa artinya pujian dengan puisi yang menghibur, kesenian madihin ini belum pernah ditampilkan dengan jumlah peserta sebanyak itu, kita akan bekerja keras mensukseskannya”.  Tekad Mardani Zuhri yang juga Andalan Nasional Kwarnas Gerakan Pramuka.
Dari berbagai sumber dijelaskan bahwa “madah” (bahasa arab) adalah asal kata dari “madihin” yang berarti pujian. Pendapat lain menjelaskan kata madihin dari bahasa Banjar yaitu papadahan atau mamadahi yang artinya menasehati. Jika dilihat memang kebanyakan syair-syair madihin berisi nasihat. Yang banyak dirujuk soal Madihin ini adalah pendapat Tajuddin Noor Ganie, seorang sastrawan, budayawan dan penulis buku asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Perkemahan Pramuka Santri Nusantara merupakan kegiatan yang diadakan setiap tiga tahun, dimulai perdana tahun 2006 di Cibubur (Jakarta), 2009 di Jatinangor (Jawa Barat), 2012 di Batam (Kepulauan Riau), dan pada 2015 ini di Kalimantan Selatan. “Pesantren punya peran strategis sebelum dan sesudah kemerdekaan, saya minta kepada kakak-kakak Pramuka yang terlibat di kepanitiaan untuk fokus mensukseskan kegiatan ini”, ujar Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Dr. Adhyaksa Dault saat dikonfirmasi mengenai kegiatan ini.
Bagi lingkungan pondok pesantren, gerakan pramuka sudah sangat familiar mengingat aspek historis sejarah pembentukan gerakan-gerakan kepanduan oleh kalangan muslim saat perjuangan kemerdekaan. Karenanya, suburnya gerakan pramuka di lingkungan pondok pesantren memiliki sejarah panjang dan dasar serta fondasi yang kuat, ujar Kamaruddin Amin, Dirjen Pendidikan Islam seperti dikutip dalam panduan kegiatan ini. (Hariqo WS/Annas Urusan Kominf0/085263835899)
[Humas Kwarnas]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar