Keriput kulit dan tenaga yang tak lagi
bugar tak menyurutkan semangat kakek Sugijanto membantu sesama, meski tak
sekuat dahulu kakek 68 tahun itu rela menjadi relawan di Stasiun Kereta Api.
Jika sebayanya mungkin memilih
istirahat menikmati hidup di hari-hari tuaya tapi tidak untuk pramuka loyal
yang satu ini dia masih bersemangat berkarya dan melakukan sesuatu yang
bermanfaat untuk masyarakat.
Namanya masih ejaan lama, Sugijanto, seorang pramuka yang
menjadi petugas pengamanan stasiun Lempuyangan untuk arus mudik dan balik
lebaran tahun 2015.
Kakek berusia 68 tahun ini, dengan
sukarela mau menjadi petugas pengamanan, tanpa bayaran, tanpa imbalan.
“Saya melakukannya sukarela, tanpa
imbalan, tanpa bayaran. Senang saja membantu sesama,” ujar Sugijanto, di
stasiun Lempuyangan.
Sugijanto adalah anggota pramuka yang
loyal. Dulu kala, ia menjabat sebagai Pandu udara pada tahun 1955 di bandara
Halim Perdana Kusuma di Jakarta.
Namun ketika, ayahnya pindah tugas ke
Yogya, ia kemudian fokus untuk mengajar dan membina pramuka di SD Negeri
Tukaran, dan SMP 3 Negeri Tukaran.
“Jadi pramuka, saat masih duduk di
kelas tiga Sekolah Dasar (dulunnya Sekolah Rakyat), saya telah menjadi kurcaci
(sekarang pramuka siaga), pangkat paling dasar dari Pramuka,” ujar Sugijanto.
Menjadi seorang petugas pengamanan
stasiun Lempuyangan artinya Sugijanto bertugas menjaga keamanan stasiun dari
pagi sampai malam menjelang.
Tak mengharap apa-apa, gaji ataupun
honor, ia bekerja secara sukarela tanpa meminta imbalan apapun.
Satu hari dua shift, Sugijanto menjaga
keamanan stasiun Lempuyangan, dari H-4 sampai H+4 lebaran.
Mulai pukul 08.00, ia sudah siaga di
Stasiun, menjaga keamanan, membantu penumpang yang kesusahan, memberitahukan
jalur keberangkatan penumpang dan hal-hal lain yang dapat ia perbantukan.
“Ya, membantu para pemudik yang ada di
stasiun. Membawakan barangnya kalau kuat, membantu menunjukkan jalur kereta,
atau membantu sebisanya. Saya sudah senang, dapet pahala,” ujar Sugijanto.
Keluarga Sugijanto ternyata tak
melarang, dan mendukungnya menjadi petugas pengamanan sukarela.
Istri, ketiga anak dan keenam cucunya
selalu mendukung kegiatan Sugijanto. Warga Baciro, Danukusuman ini pun merasa
senang dapat membantu pengamanan.
“Simbah putri membolehkan. Keluarga
saya semuanya mendukung. Yang penting tak usah ngoyo, ikhlas, semata-mata untuk
mebantu sesama, Insya Allah dapet pahala dari Tuhan,” ujar Sugijanto. (Rendika
Ferri Kurniawan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar