Rabu, 01 Juli 2015

Pejabat Protokoler yang Melayani 6 Presiden RI: Achmad Rusdi Pramuka Sejati Raih Rekor MURI

Jakarta—Achmad Rusdi, Kepala Protokol Negara dan Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri menerima penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) atas pengabdian panjangnya di bidang keprotokolan Istana kepada enam dari tujuh Presiden RI, yaitu sejak era Presiden Soeharto hingga kini era Presiden Joko Widodo.


Penghargaan bergengsi itu disampaikan langsung oleh pendiri MURI, Jaya Suprana, di Balairung Jaya Suprana School of Performing Arts, Kelapa Gading, Jakarta Utara (30/6). “Ini penghormatan kepada salah seorang putra terbaik Indonesia yang mengabdi sebagai protokol negara, selama enam dari tujuh presiden Indonesia yang ada. Ini luar biasa!” jelas Jaya Suprana.
Mendapat penghargaan itu, Achmad Rusdi menyampaikan rasa syukur dan terimakasihnya atas apresiasi yang diberikan tersebut. “Ini berkat kedua orang tua saya yang senantiasa menekankan untuk bekerja dengan penuh tanggung jawab, loyal, jujur, tidak mengenal waktu, pandai bergaul, disiplin, dan dapat menjaga kerahasiaan,” ungkapnya.
Rusdi mulai meniti karier di Kementerian Luar Negeri sejak tahun 1983. Tahun 1998, dia mendapat tugas pertama kali di bidang konferensi internasional. Tugas di bidang protokol diawali ketika dia membantu Presiden Soeharto menerima kepala negara dan pemerintahan asing yang berkunjung ke Indonesia. Pada masa Presiden B.J. Habibie dan Abdurrahman Wahid, dia dipercaya menjadi tim pendahulu dan main group dalam lawatan ke 45 negara.
Pada era Megawati, Rusdi dipercaya menjadi Kepala Biro Protokol Sekretariat Presiden. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kemudian mempercayakannya sebagai Kepala Rumah Tangga Presiden, Kepala Protokol Negara, dan Dirjen Protokol dan Konsuler. Posisi ini tetap bertahan hingga era Presiden Joko Widodo sekarang.
Dengan jabatan menterengnya itu, Rusdi ternyata seorang pramuka sejati. Selain karena nilai-nilai yang diajarkan orang tuanya, salah satu aktivitas yang paling berpengaruh dalam membentuk karakter dan kesuksesannya saat ini adalah peran sertanya dalam Gerakan Pramuka. Sejak usia SD, tahun 1968, Rusdi sudah bergabung dalam Gerakan Pramuka.
“Pramuka sudah mendarah daging dalam hidup saya. Dasa Darma Pramuka sangat menginspirasi sekaligus membentuk kepribadian saya hingga seperti sekarang ini,” terang lelaki kelahiran Pekalongan 1957 ini.
Karakter kuat Rusdi itu juga diakui oleh Prof. Dr. Arief Rahman, tokoh pendidikan Indonesia. “Pak Rusdi ini mengerjakan segala sesuatunya dengan hati. He doesn’t make difference with poeple. Sosok yang ikhlas dalam bekerja,” ungkapnya.
Berbagai kegiatan berskala nasional, regional, maupun internasional di bidang kepramukaan telah diikutinya, seperti Jambore Nasional, Jambore Regional, dan Jambore Dunia. Atas dedikasi dan kontribusinya itu, Rusdi terpilih menjadi Andalan Nasional Kwarnas Gerakan Pramuka sejak 2003. Saat ini dia juga dipercaya sebagai Wakil Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Bidang Hubungan Luar Negeri (2013-2018). “Saya bangga menjadi seorang pramuka,” pungkasnya. (Kak Luqman/Annas Urusan Kominfo)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar