Ya Rasulullah …
Salam buatmu duhai kekasih
Allah
Kami senantiasa mengingatimu
Wahai penghulu anbiya
Ya Rasulullah …
Kini tibalah detik yang bersejarah
Hari
kelahiranmu yang ditunggu, detik gemilang …
14
abad lampau telah lahir ke dunia seorang manusia yang dimuliakan Allah untuk
menyempurnakan akhlak manusia, rahmat bagi semesta alam dan membawa pesan
perdamaian yang gaungnya terdengar hingga seluruh pelosok negeri. Dialah
Muhammad Saw. Yang lahir dari rahim seorang wanita hanif Sayyidah Aminah dan
pria yang shaleh Sayyid ‘Abdullah.
Maulid
Nabi, ya orang mengenalnya dengan sebutan itu. Sebuah hari paling sejarah dalam
peradaban manusia, bukan hari kelahiran bisaa tapi hari kelahiran seorang yang
besar dan dibesarkan dalam keagungan dan kemuliaan yang telah diasah dengan
berbagai pengalaman dan perjalan hidup dalam bimbingan wahyu. Banyak sejarawan
yang mencatat, bahwa kelahirannya telah menggemparkan dunia. Bermula dari
padamnya api sesembahan majusi, runtuhnya istana Kisra di Farsi dan pada saat
kelahirannya Mekkah diterangi cahaya putih.
Memperingati
kelahiran Nabi Muhammad Saw. Semestinya menjadi inspirasi bagi ummat Islam
seluruh dunia untuk kembali pada sunnahnya, untuk mengejawantahkan visi dan
misi Nabi. Ia membawa risalah yang bernama Islam yang hingga saat ini telah
dianut oleh lebih kurang dari 2 milyar umat manusia di muka bumi dan
diantaranya adalah kalangan muda.
Musibah
dan bencana yang terjadi di berbagai belahan bumi harusnya menjadi isyarat,
bahwa tittah Nabi amatlah jelas, untuk saling berbagi, untuk saling member dan
untuk saling membahagiakan satu dan yang lainnya. Bukan hanya sesame umat Islam
yang kita kenal dengan ukhuwah islamiyah,
tetapi berbagi pula dengan ummat yang lainnya atau yang bisaa disebut dengan ukhuwah insaniyah.
Nabi
Sebagai Rahmatan Lil’alamin
Rasulullah
Muhammad Saw. Membawa misi sebagai rahmatan
lil’alamin, rahmat bagi alam semesta. Rahmat yang berarti kasih sayang.
Kasih sayang yang tidak hanya diperuntukan bagi orang-orang yang tunduk dan
patuh kepada ajarannya, akan tetapi berkasih sayang pula kepada setiap oaring,
bahkan kepada orang yang yang menyakitinya, kepada orang yang menganiaya dan
mendzaliminya. Mungkin kita masih ingat, bahwa Nabi pernah diludahi
berkali-kali, tapi alangkah indahnya akhlak Sang Nabi yang tak pernah
terjangkit sifat dendam, dan sangat menakjubkan lagi bahwa ialah yang pertama
kali menjengauk orang yang meludahinya ketika sakit. Subhanallah.
Maka,
cukuplan Nabi Muhammad Saw. Sebagai suri tauladan terbaik di muka bumi. Bahkan,
akhlaknya yang anggun tak mampu tergambarkan dalam berbagai catatan sejarah
yang ada. Dia seorang yang keras namun pemberi maaf, dia seorang yang lembut
tapi tegas kepada stiap kebathilan, dia pembenci kedurhakaan dan kema’shiatan
tapi kerap kali ia yang paling banyak membaca istighfar dan menangis tersedu
dalam pengaduan terhadap Rabbnya. Inilah sosok manusia diagungkan oleh sejarah,
yang tergambar padanya segala bentuk perumpamaan kebaikan. Bahkan Ummul
Mukminin ‘Aisyah r.a. menggambarkan tentang pribadi Nabi “Dialah al-Qur’an yang berjalan”.
Peran
kaum muda sebagai pengemban misi Rahmatan
lil’alamin sang Nabi adalah dengan berupaya meningkatkan kesadaran diri dan
kepekaan social. Karena seringkali kita terjebak pada semut yang ada di sebrang
lautan tapi gajah di pelupuk mata tak jua kita perhatikan. Mari kita tilik
kembali di sekeliling kita, permasalahan apa yang terjadi, apa yang dibutuhkan
oleh orang-orang yang ada disekitar kita dan apa yang bisa kita lakukan untuk
member solusi atau bahkan sekaligus sebagai eksekutor dari solusi yang kita
tawarkan.
Jika
Sang Nabi mendapat gelar al-Amin, maka kita pula layak mendapat gelar itu. Dan
sedah semestinyalah kita menjadi pewaris gelar itu, mejadi al-Amin-al-Amin
generasi masa kini yang akan menjadi tolak ukur perubahan kebaikan di
lingkungan sekitarnya. Jika terlihat sampah yang berserakan maka bersihkanlah,
jika ada yang belum dapat mebaca al-Qur’an maka bantulah untuk memperbagus
bacaannya. Maka mari kita mulai dari hal-hal terkecil, mulai dari saat ini dan
mulai dari diri sendiri. Karena untuk menjadi agen rahmat bagi semesta alam
bermuara pada kapasitas diri kita, jika kita mampu meningkatkan kapabilitas
pribadi kita, maka bersiaplah untuk melakukan hal-hal besar yang mungkin tak
kita bayangkan sebelumnya.
Berbagilah,
maka dunia akan melayanimu
“Jalan menuju kebahagiaan adalah mebahagiakan
orang lain”, masih ingatkah ungkapan tersebut. Ya, itulah ungkapan Bapak
Pandu Dunia, Baden Powell. Selaras dengan jalan yang kita rintis pada aktivis
kaum muda. Bahwa ajaran baginda Nabi telah ada sebelum Kepanduan ini lahir,
dimana Nabi seringkali mengorbankan kepentingan pribadinya demi kebahagiaan
ummatnya. Bahkan seringkali ia harus kelaparan, bukan karena tak ada makanan
dirumahnya, akan tetapi karena makanan itu harus ia berikan kepada tetannga
atau orang yang datang ke rumahnya dan kelaparan.
Maka,
bukanlah kebahagiaan jika kita hanya berdiam diri untuk tidak membahagaiakan
orang lain. Maka, bukanlah kebaikan jika kita menahan milik kita untuk kita
bagi kepada sesame. Mari kita membisaakan diri untuk berbagi, sekceil apapun
itu. Karena, di tidak ada kebaikan yang kecil di dunia ini jika kita lakukan
secara terus menerus. Ingatlah, sehari selembar benang, maka lama-lama akan
menjadi kain.
Adalah
sangat jelas Nabi mencurahkan setiap segenap pemikiran untuk melayani ummatnya
menuju kebaikan, menyerahkan jiwanya kepada Allah dengan sepenuh hati untuk
tersiarnya Islam, dan apa yang terjadi ? beliau tidak pernah menuntut siapapun
untuk menghormatinya, tapi begitu besar rasa cinta ummatnya kepada diri beliau
karena keagungan pribadinya. Bahkan umatnya rela mengorbankan harta dan nyawa
mereka agar Sang nabi tak terluka. Dan sangat membanggakan adalah jika mereka
punya seribu nyawa, maka akan mereka korbankan nyawa tersebut untuk melindungi
Sang Nabi.
Telah
menjadi titah-Nya, bahwa setiap kebaikan akan berbuah kebaikan dan setiap
keburukan akan berbalas keburukan. Maka yakinlah, ketika kita berbagi suka,
berbagi bahagia dan menyempurnakan kehidupan orang lain berarti kita telah
menyempurnakan hidup kita dan dunia menjadi pelayanmu. Wallahu A’lam … (http://fdj-indrakurniawan.blogspot.com/)
Blognya bagus tapi kelihatannya tampilan versi seluler belum dioptimasi
BalasHapus