Kamis (3/1) Direktur
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (Dirjen PAUDNI)
Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psi bertemu Kak Azrul Azwar, Ketua Kwarnas
Gerakan Pramuka di Ruang Data Kwarnas Gerakan Pramuka Jalan Merdeka Timur No.6
Jakarta Pusat.
Pertemuan diawal tahun
2013 tersebut adalah untuk bersinergi dalam rangka merintis keberadaan Satuan
Karya (Saka) Widya Bakti yang bermanfaat sebagai wadah pengendalian dan
pembinaan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keterampilan di
bidang pendidikan anak usia dini.
Saka Widya Bakti juga
merupakan pendidikan nonformal dan informal yang menjadi sarana untuk
melaksanakan kegiatan nyata dan produktif dalam melaksanakan bakti kepada
masyarakat bangsa dan hegara yang dapat mendukung tercapainya tujuan pendidikan
dan pembinaan Gerakan Pramuka.
Kak Joedyaningsih,
Sesjen Kwarnas Gerakan Pramuka menyambut audiensi ini dengan positif, “Ini
merupakan Program Kwarnas untuk makin memperbanyak Saka, karena pendidikan
kepamukaan itu yang pertama nilai dan kedua adalah keterampilan. Nah yang
keterampilan arahnya adalah job cretion (penciptaan lapangan pekerjaan). Maka
dengan adanya saka, job creation juga semakin banyak. Pramuka dapat mencari
pekerjaan dengan keterampilan tersebut, alangkah baik dan indahnya. Gerakan
Pramuka juga punya andil kepada pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran,
saka merupakan wadah menambah nilai keterampilan yang bisa dipakai untuk
mencari pekerjaan dan bahkan membuat lapangan pekerjaan,”
Pada pelaksanaanya,
Saka Widya Bakti telah mempersiapkan krida yang dapat dipilih anggotanya. Krida
tersebut adalah Krida Pendidikan Masyarakat (TKK Membaca, Menulis, Berhitung
dan Media), Krida Anak Usia Dini (TKK Deteksi dini tumbuh kembang Anak ,
Manajemen Anak Usia Dini dan Kelembagaan Anak Usia Dini) serta Krida Khusus
(TKK Pembelajaran dan Pemandirian)
Melalui Balai
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal [BP-PAUDNI]
Regional II yang berada di Surabaya, Jawa Timur, kegiatan saka tersebut mulai
dipersiapkan hingga beberapa persyaratan sesuai Petunjuk Penyelenggaraan Satuan
Karya Pramuka Nomor 170.A Tahun 2008 terpenuhi, harapannya jika semua
persyaratan dapat dipenuhi dalam waktu dekat, pada pelaksanaan Musyawarah
Nasional 2013 dapat segera disahkan, “Saya berharap pada Munas nanti Saka Widya
bakti dapat disahkan dan banyak pramuka yang berminat untuk bergabung,” tegas
Ibu Lydia.
Kerja keras dan
dukungan berbagai pihak tentu tak lepas dari perintisan pembentukan Saka ini,
sehingga pada saat audiensi dengan Ketua Kwarnas, Dirjen PAUDNI hadir
bersama Kak Pria Gunawan (Kepala BP PAUDNI Regional II), Kak Eko Yunianto (Kasi
Informasi BP PAUDNI Regional II), Kak Budi Utomo (Andalan Daerah Gerakan
Pramuka Kwarda Jawa Timur), Kak Yetti Widya K Santi dan Kak Lilik Rahayu
Lestari (Pamong Belajar Muda)
“Pada dasarnya, di
Indonesia angka Tuna Aksaranya masih tinggi, untuk usia 60 tahun ke atas ada
sekitar 7 Juta dari total sekitar 13,5 Juta masyarakat Indonesia yang masih
Tuna Aksara,” tandas Ibu Lydia yang optimis dengan bergabungnya anggota Gerakan
Pramuka mampu menjadi tutor Tuna Aksara.
Lebih lanjut Ibu Lydia
menyampaikan bahwa dengan anggota Gerakan Pramuka yang sudah terbina rasa
nasionalismenya akan lebih mudah melaksanakan tantangan untuk membantu
masyarakat bebas dari Tuna Akasara, karena rasa memiliki terhadap Indonesia
sudah menjadi pendidikan karakter yang mendasar dalam Gerakan Pramuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar