Siak—Dunia pendidikan Indonesia patut
belajar dan berterima kasih kepada Gerakan Pramuka. Selain sudah menjadi wadah
pendidikan karakter anak bangsa sejak puluhan tahun lalu, kini salah satu
konsep pendidikannya telah diadopsi oleh dunia pendidikan kontemporer, yaitu
konsep Syarat Kecakapan Umum (SKU) dan Syarat Kecakapan Khusus (SKK). Istilah
kerennya di dunia pendidikan saat ini adalah “Gamefication” atau konsep
penerapan permainan ke dalam dunia pendidikan
Demikian disampaikan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Anies Baswedan, ketika membuka Kemah Budaya Nasional 2015 di Kabupaten Siak, Riau (4/6). Sekitar 1000 anggota Pramuka tingkat penggalang hadir dari 34 provinsi di Indonesia plus dari penggalang Malaysia.
Menurut Anies Baswedan, konsep SKU dan
SKK ini menandakan bahwa anggota Pramuka memiliki banyak sekali jalur
kesuksesan, tanpa harus mengorbankan minat dan bakat dirinya. Mereka dapat
berlomba-lomba menampilkan, misalnya atribut SKK-nya, tanpa harus seragam
dengan temannya.
“Ini konsep pendidikan yang luar
biasa! Setiap orang didorong menjadi versi terbaik dari dirinya, tanpa harus
memaksakan diri menjadi seperti orang lain. Inilah budaya kompetisi konstruktif
yang sudah lama ada di Pramuka,” jelas Anies yang pernah ikut Jambore Nasional
tahun 1985.
Untuk itu, Anies mengusulkan agar
istilahnya bukan “Gamefication”, tapi “Pramukanisasi”. Alasannya, karena dunia
pendidikan sebenarnya telah dan sedang belajar dari Gerakan Pramuka. “Mari kita
belajar dari cara mendidik anak di pramuka. Kita gaungkan spirit ini,” tambah
Anies.
Senada dengan itu, dalam sambutannya
di depan istana Kerajaan Siak, Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Kak
Adhyaksa Dault, juga menyampaikan optimismenya terhadap konsep dan hasil
pendidikan Gerakan Pramuka.
Menurut dia, para anggota pramuka
adalah calon-calon pemimpin bangsa Indonesia di masa depan. “Saya yakin
adik-adik semua ini kelak akan memimpin Indonesia di masa depan. Jadi, tidak
apa-apa ya panas-panas seperti ini berjemur? Kami juga pernah merasakan seperti
itu,” jelasnya. (Kak Luqman/Annas Kominfo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar