Minggu, 07 Juni 2015

Kemah Budaya Nasional 2015: Anies Baswedan: Saatnya “Pramukanisasi”!


Siak—Dunia pendidikan Indonesia patut belajar dan berterima kasih kepada Gerakan Pramuka. Selain sudah menjadi wadah pendidikan karakter anak bangsa sejak puluhan tahun lalu, kini salah satu konsep pendidikannya telah diadopsi oleh dunia pendidikan kontemporer, yaitu konsep Syarat Kecakapan Umum (SKU) dan Syarat Kecakapan Khusus (SKK). Istilah kerennya di dunia pendidikan saat ini adalah “Gamefication” atau konsep penerapan permainan ke dalam dunia pendidikan


Demikian disampaikan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Anies Baswedan, ketika membuka Kemah Budaya Nasional 2015 di Kabupaten Siak, Riau (4/6). Sekitar 1000 anggota Pramuka tingkat penggalang hadir dari 34 provinsi di Indonesia plus dari penggalang Malaysia.
Menurut Anies Baswedan, konsep SKU dan SKK ini menandakan bahwa anggota Pramuka memiliki banyak sekali jalur kesuksesan, tanpa harus mengorbankan minat dan bakat dirinya. Mereka dapat berlomba-lomba menampilkan, misalnya atribut SKK-nya, tanpa harus seragam dengan temannya.
“Ini konsep pendidikan yang luar biasa! Setiap orang didorong menjadi versi terbaik dari dirinya, tanpa harus memaksakan diri menjadi seperti orang lain. Inilah budaya kompetisi konstruktif yang sudah lama ada di Pramuka,” jelas Anies yang pernah ikut Jambore Nasional tahun 1985.
Untuk itu, Anies mengusulkan agar istilahnya bukan “Gamefication”, tapi “Pramukanisasi”. Alasannya, karena dunia pendidikan sebenarnya telah dan sedang belajar dari Gerakan Pramuka. “Mari kita belajar dari cara mendidik anak di pramuka. Kita gaungkan spirit ini,” tambah Anies.
Senada dengan itu, dalam sambutannya di depan istana Kerajaan Siak, Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Kak Adhyaksa Dault, juga menyampaikan optimismenya terhadap konsep dan hasil pendidikan Gerakan Pramuka.
Menurut dia, para anggota pramuka adalah calon-calon pemimpin bangsa Indonesia di masa depan. “Saya yakin adik-adik semua ini kelak akan memimpin Indonesia di masa depan. Jadi, tidak apa-apa ya panas-panas seperti ini berjemur? Kami juga pernah merasakan seperti itu,” jelasnya. (Kak Luqman/Annas Kominfo)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar