Datangnya bulan suci ramadhan sangat
dinantikan oleh banyak orang di dunia ini khususnya umat muslim. Dan ketika
tamu agung itu datang, semua insan menyambutnya dengan suka cita. Tak
terkecuali Ketua Kwarnas masa bhakti 2013-2018, Adhyaksa Dault. Mantan Menpora
periode 2004-2009 itu mengatakan bahwa bulan ramadhan adalah bulan yang penuh
berkah dan merupakan bulan yang banyak sekali terdapat keistimewaan di dalamnya
yang tidak dijumpai di bulan-bulan yang lain.
"Wahai umatku, akan datang
kepadamu bulan yang mulia, bulan penuh berkah, yang pada malam itu ada malam
yang lebih mulia dari seribu bulan. Itulah malam di mana Tuhan memberi perintah
bahwa kewajiban puasa harus dilakukan di siang hari dan Dia menciptakan shalat
khusus (tarawih) di malam hari." ujar Adhyaksa saat menyampaikan salah
satu penggalan khutbah Rasulullah SAW jelang datangnya bulan Ramadhan yang
disampaikan kepada para sahabat, Kamis (18/6).
Adhyaksa mengatakan bahwa dalam
riwayat yang lain Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk selalu merindukan dan
berjumpa dengan Ramadhan saat jauh-jauh hari. "Ya Allah, berkahilah kami
di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah umur kami kepada bulan
Ramadhan." Selanjutnya, Nabi Muhammad SAW juga bersabda di haditsnya yang
lain, "siapa yang bergembira karena menyambut datangnya bulan Ramadhan,
niscaya Allah haramkan jasadnya dari neraka."
"Sekarang, kita sudah sampai di
dalamnya. Pertanyaannya, apa rencana besar yang kita sudah persiapkan menyambut
bulan ini? Atau Ramadhan tahun ini akan kita lewatkan begitu saja tanpa
melahirkan kesan berarti? Semua jawaban ada pada diri kita masing-masing. Tapi
yang jelas, takdir kita yang masih merasakan Ramadhan di tahun ini bukan suatu
kebetulan. Ini adalah bagian dari rencana Allah SWT untuk menjadikan kita lebih
baik dari pada tahun-tahun sebelumnya."
"Menjadikan kita sebagai hamba
pilihan yang mendapat gelar 'tattaqun' atau orang-orang yang bertakwa. Seperti
firman Allah SWT dalam QS. Albaqarah:183: "Wahai orang-orang yang beriman
diwajibkan bagi kalian berpuasa seperti orang-orang sebelum kamu, agar kamu
bertakwa." "Gelar takwa inilah yang menuntut kita untuk berkompetisi
meraih pahala sebanyak-banyaknya. Agar kesempatan yang diberikan Allah pada
bulan Ramadhan kali ini tidak sia-sia," tandasnya.
Berapa banyak orang yang telah
berguguran di tengah jalan menuju bulan suci ini. Entah itu tetangga, teman,
rekan sekantor, atau keluarga kita sendiri. Padahal, di setiap penghujung
Ramadhan sebelumnya, mereka, termasuk kita, selalu berharap untuk merasakan
kembali nikmatnya berada di bulan ini. Mulai dari tarawih berjamaah di masjid
atau musholla, makan sahur, hingga kenikmatan berbuka puasa.
"Sekali lagi, tamu agung itu
sudah ada di rumah kita. Dini hari tadi pun kita sudah sahur dan memulai
petualangan puasa kita hari ini. Akan banyak godaan yang akan kita temui
sepanjang hari sebelum masuk waktu Maghrib. Akan ada banyak rintangan yang akan
kita lewati 29 hari berikutnya. Apalagi, hidup di kota metropolitan seperti
Jakarta nyaris tidak bisa dibedakan suasana siang hari saat Ramadhan atau di
bulan-bulan lain. Warung-warung makan masih saja mudah dijumpai di beberapa
sudut ibu kota yang menggoda selera. Belum lagi godaan nafsu dan syahwat yang
menggoda iman semakin hari semakin menggurita. Tapi jika kita niatkan ibadah
puasa untuk mendapat pahala dari Allah SWT, maka godaan-godaan itu akan takluk
dengan sendirinya karena bayangan pahala kebaikan yang akan kita terima di
yaumul akhir kelak," pungkas Adhyaksa.
Adhyaksa pun tak lupa berpesan agar
semua umat muslim semakin meningkatkan ibadahnya pada ramadhan kali ini.
"Mumpung ini masih hari pertama
Ramadhan, segera mantapkan pikiran dan hati kita untuk larut di setiap detik di
dalamnya. Yang sebelumnya tidak memiliki persiapan dan target apa-apa saat
memasuki Ramadhan tahun ini, segera bergegas untuk menyusun agenda religius
pribadi kita. Kalau perlu catat target-target itu dalam buku khusus sebagai
bukti kesungguhan kita dalam meraih keberkahan di dalamnya. Misalnya, yang
belum bisa baca Alquran kita targetkan diri kita untuk bisa dan lancar
membacanya selama di Ramadhan."
"Bagi yang sudah bisa baca, bisa
menargetkan untuk memahami arti dan tafsirnya, sehingga ayat yang kita baca
benar-benar menyentuh dan membekas dalam diri. Apalagi, jika ada yang
menargetkan untuk khatam Alquran 30 juz selama Ramadhan. Selain itu, diantara
kita mungkin ada yang menargetkan untuk tidak pernah absen sholat lima waktu
selama Ramadhan, karena menyadari di bulan-bulan sebelumnya sholat masih banyak
bolong. Dan, jika pada Ramadhan di tahun-tahun sebelumnya puasa kita selalu
bolong, entah karena kita safar, sakit, atau karena memang lalai. Maka Ramadhan
kali ini kita mantapkan tekad untuk tidak pernah alpa lagi. Harus tuntas
sepanjang Ramadhan," akunya.
"Tidak ada cara lain selain
memanfaatkan kesempatan yang kita miliki ini. Apalagi, tidak ada jaminan di
Ramadhan berikutnya kita kembali akan bersua dengannya. Bisa jadi ini adalah
Ramadhan terakhir kita. Atau tidak menutup kemungkinan sebelum Ramadhan ini
berakhir Allah SWT telah memanggil kita. Semua itu misteri. Oleh sebab itu,
niatkan di titik start ini untuk beribadah dengan maksimal kepada Allah SWT
selama Ramadhan hingga di garis finish. Kalau pun kita gugur sebelum mencapai
garis finish, Allah SWT telah mencatat niat itu sebagai amal kebajikan."
Rasulullah SAW bersabda dalam riwayat
Bukhari dan Muslim: "Barangsiapa yang bertekad untuk melakukan kebaikan
lantas tidak bisa terlaksana, maka Allah catat baginya satu kebaikan yang
sempurna. Jika ia bertekad lantas bisa ia penuhi dengan melakukannya, maka Allah
mencatat baginya 10 kebaikan hingga 700 kali lipatnya sampai lipatan yang
banyak."
"Tentu niat dan tekad tersebut
bukan hanya angan-angan kosong, tapi benar-benar kita upayakan dengan semangat
untuk menunaikannya," tambah pria berkumis itu. (*)
sumber: indopost.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar