Senin, 14 November 2011

Cinta (Kahlil Ghibran)


 Kekuatan untuk mencintai adalah anugerah yang terbesar yang diberikan Tuhan kepada manusia, sebab kekuatan itu tidak akan pernah direnggut dari manusia penuh berkat yang mencintai.

Cinta ada didalam jiwa sendiri, bukan didalam raga. Dan laksana anggur, cinta membangkitkan diri kita untuk menerima anugerah cinta ilahi.

Manusia tidak dapat menuai cinta samapai dia merasakan perpisahan yang menyedihkan dan yang mampu membuka pikirannya. Merasakan kesabaran yang pahit dan kesulitan yang menyedihkan.

Kemarinaku beridir didekat pintu gerbang sebuah kuil dan bertanya kepada orang-orang yang lewat tentang misteri dan kesucian cinta.

Seorang lelaki setengah baya lewat, tubuhnya rapuh, wajahnya gelap. Sambil mendesah dia berkata “Cinta telah membuat suatu kekuatan menjadi lemah, aku mewarisinya dari manusia pertama”

Seorang pemuda dengan tubuh kuat dan besar lewat. Dengan suara bagai nyanyia dia berkata “Cinta adalahsebuah ketetapan hati, yang ditumbuhkan dariku, yang menghubungkan manusia sekarang dengan generasi masa lalu dan generasi yang akan datang”.

Seorang wanita dengan wajah melankolis lewat sambil mendesah, ia berkata “Cinta adalah racun mematikan, ular hitam berbisa yang menderita di neraka, terbang melayang dan berputar-putar menembus langit sampai dia jatuh tertutup embun, ia hanya akan diminum oleh roh-roh haus. Kemudian meraka akan mabuk untuk beberapa saat, diam selama satu tahun dan mati untuk selamanya”.

Seorang gadis dengan pipi kemerahan lewat, dan dengan bibir tersenyum dia berkata “Cinta itu laksana air mancur yang airnya digunakan pengantin roh untuk dicurhkan kedalam roh orang-orang kuat, yang membuat mereka bangkit dalam do’a diantara bintang-bintang dimalam hari, dan menyenandungkan nyanyian-nyayian pujian dihadapan matahari siang hari”.

Setelah itu seorang lelaki lewat. Bajunya hitam. Janggutnya panjang dan berkerut, dia berkata “Cinta adalah ketidak pedulian yang buta. I bermula dari ujung masa muda dan berakhir pada pangkal masa muda”.

“Cinta adalah satu-satunya bunga yang tumbuh dan mekar tanpa bantuan musim-musim”

Seorang lelaki tampan dnegan wajah bersinardan dengan bahagia berkata “Cinta adalah pengetahuan surgawiyang menyalakan mata kita dengan menunjukan kepada kita segala sesuatu seperti para dewa melihatnya”.

Seorang bermata buta lewat, sambil mengtuk-ngetukan tongkatnya ke tanah dan dia kemudian berkata sambil menangis “Cinta adalah kabut tebalyang menyelubungi gambaran keberadaan darinya. Atau yang hanya membuatnya melihat hantu dari nafsunya yang berkelana diantara batu karang, tuli terhadap suara-suara dari tangisnya sendiri yang menggema di lembah-lembah”.

Seorang pemuda dengan membawa gitar lewat dan dia bernyanyi “Cinta adalah cahaya gaib yang bersinar dari kedalaman kehidupan yang peka, dan mencerahkan segala yang ada di sekitarnya. Engkau bisa melihat dunia bagai sebauh arak-arakan yang berjalanmelewati padang rumput hijau. Kehidupan adalah bagai sebuah mimpi indah yang diangkat dari kesadaran dan kesadaran”.

Seorang anak kecil berumur lima tahun lewat sambil tertawa dia berkata “Cinta adalah ayahku. Cinta adalah ibuku. Hanya ayah dan ibuku yang mengerti tentang cinta”.

Seorang lelaki dengan badan bungkuk dan kakinya bengkok bagai potongan-potongan kainlewat. Dengan suara bergetar dia berkata “Cinta dalah istirahat panjang bagi raga didalam kesunyian makam, kedamaian bagi jiwa dalam kedalaman keabadian”.

Waktu terus berjalan. Orang-orang terus menerus lewat didepan kuil. Masing-masing mempunyai pandangannya sendiri-sendiri tentang cinta. Semua menyatakan harapan-harapannya dan mengungkapkan misteri-misteri kehiudupannya.

Manusia yang tidak dipilih oleh cinta sebagai pengikutnya tidak akan mendengar ketika cinta memanggil-manggil.

Cinta adalah satu-satunya kebebasan di dunia, sebab cinta membangkitkan roh saat hukum-hukum kemanusiaan dan fenomena alam tidak dapat mengubah bagiannya.

Cinta lewat dihadapan kita, dihiasai kelembutan hati; tetpai kita lari daripadanya dalam ketakutan, atau malahan kita bersembunyi didalam kegelapan, atau kita merenggutnya untuk melakukan perbuatan jahat atas nama cinta.

Cinta yang hadir diantara kenaifan dan kebangkitan anak-anak muda memuaskan rasa cintanya dengan saling memiliki dan cintanya mekar dalam pelukan-pelukan mesra.
Tetapi cinta yang lahir dari pangkuan cakrawal dan telah turun bersama-sama rahasia malam tidak akan dipuaskan dnegan apapun juga kecuali dengan keabadian dan kehidupan kekal. Cinta tidak berdiri tegak dengan sikap hormat dihadapan apapun juga.
Kecuali dihadapan Tuhan.

Kegelapan bisa menyembunyikan pepohonan dan bunga-bunga dari pandangan mata.
Tetapi kegelapan tidak bisa menyembunyikan cinta dari jiwa.

Apabila kemanusiaan dimaksudkan untuk memimpin arak-arakan cinta menuju dasar alasan ketidak setiaan,
maka disana cinta menolak untuk patuh.

Cinta adalah seekor burung jelita, yang berharap untuk ditangkap, namun menolak untuk disakiti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar