Minggu, 17 Februari 2013

Didaulat Menjadi Duta Perdamaian, Harris Nizam Akui ini sebagai Pecutan


Sejak menggarap film pertamanya yang berjudul “Surat Kecil Untuk Tuhan” Harris Nizam bertekad untuk menjadi sutradara film yang bertanggungjawab secara moral. Artinya tak sekadar membuat film, namun membuat film yang memiliki pesan moral.

Seperti film “Surat Kecil Untuk Tuhan” (SKUT) yang digarap Harris dengan memasukkan pesan agar anak Indonesia tidak cengeng, “Bukan anak yang baru pilek sedikit sudah males sekolah,” ungkapnya. Sosok Keke dalam film itu yang meski sudah lumpuh dan berdarah-darah tetap bertekad menyelesaikan ujiannya di sekolah, divisualkan Harris agar mampu menjadi teladan. Hasilnya banyak sudah yang terinspirasi, bahkan Film SKUT dinobatkan sebagai “Film Terlaris Tahun 2011”
Di Hongkong, para Tenaga Kerja Indonesia (TKI)  tak ketinggalan memilih film ini sebagai film yang paling menginspirasi. Penghargaan di Hongkong dari para TKI itu pula lah yang mengantarkan dirinya menggarap film kedua “Haduk Berpola” saat nilai nasionalisme ingin ia sampaiakan kepada generasi muda.
Harris ingin lagu kebangsaan “Indonesia Raya” tak hanya menggetarkan jiwanya saat dinyanyikan bersama TKI di Hongkong saja, tetapi ia juga berharap merasakan rasa yang sama ketika di tanah air.
Karena keinginannya yang mulia itu pula, serta segudang aktivitas lainnya yang menginspirasi kaum muda, Kwarnas Gerakan Pramuka menilai Harris Nizam layak didaulat sebagai Duta Perdamaian/Messenger of Peace.
Bertepatan dengan kedatangan John, Geogeghan, Direktur World Scout Foundation ke Jakarta beberapa waktu lalu, Kak Harris berkesempatan memperlihatkan upaya dan kerjakerasnya selama ini melalui sebuah karya film di depan John.
Jadilah melalui upacara kecil yang dihadiri Penggalang dari Gudep yang berpangkalan di SMP 48 Jakarta Selatan dan SMP 76 Jakarta Pusat, John dengan bangga menyatakan Kak Hariis sebagai salah satu anak muda yang menginspirasi dan layak menjadi Duta Perdamaian.
Kendati bangga dan senang, Harris mengaku pemilihan dirinya sebagai Duta Perdamaian justeru dianggapnya sebagai sebuah pecutan untuk berkarya lebih baik lagi, “Dengan aku diberi kepercayaan seperti ini, aku harus berjuang lebih baik lagi, bukan untuk berbangga-bangga tetapi justeru menjadi sebuah pecutan buat aku,” tegas Harris, yang merupakan mahasiswa lulusan Institut Kesenian Jakarta.
[Humas Kwarnas/Dd] - Foto: Dok Humas Kwarnas/Hafiez Achmad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar