Sejak menggarap film pertamanya yang berjudul “Surat Kecil
Untuk Tuhan” Harris Nizam bertekad untuk menjadi sutradara film yang
bertanggungjawab secara moral. Artinya tak sekadar membuat film, namun membuat
film yang memiliki pesan moral.
Seperti film “Surat Kecil Untuk Tuhan” (SKUT) yang digarap
Harris dengan memasukkan pesan agar anak Indonesia tidak cengeng, “Bukan anak
yang baru pilek sedikit sudah males sekolah,” ungkapnya. Sosok Keke dalam film
itu yang meski sudah lumpuh dan berdarah-darah tetap bertekad menyelesaikan
ujiannya di sekolah, divisualkan Harris agar mampu menjadi teladan. Hasilnya
banyak sudah yang terinspirasi, bahkan Film SKUT dinobatkan sebagai “Film
Terlaris Tahun 2011”
Di Hongkong, para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) tak
ketinggalan memilih film ini sebagai film yang paling menginspirasi.
Penghargaan di Hongkong dari para TKI itu pula lah yang mengantarkan dirinya
menggarap film kedua “Haduk Berpola” saat nilai nasionalisme ingin ia
sampaiakan kepada generasi muda.
Harris ingin lagu kebangsaan “Indonesia Raya” tak hanya
menggetarkan jiwanya saat dinyanyikan bersama TKI di Hongkong saja, tetapi ia
juga berharap merasakan rasa yang sama ketika di tanah air.
Karena keinginannya yang mulia itu pula, serta segudang
aktivitas lainnya yang menginspirasi kaum muda, Kwarnas Gerakan Pramuka menilai
Harris Nizam layak didaulat sebagai Duta Perdamaian/Messenger of Peace.
Bertepatan dengan kedatangan John, Geogeghan, Direktur
World Scout Foundation ke Jakarta beberapa waktu lalu, Kak Harris berkesempatan
memperlihatkan upaya dan kerjakerasnya selama ini melalui sebuah karya film di
depan John.
Jadilah melalui upacara kecil yang dihadiri Penggalang dari
Gudep yang berpangkalan di SMP 48 Jakarta Selatan dan SMP 76 Jakarta Pusat,
John dengan bangga menyatakan Kak Hariis sebagai salah satu anak muda yang
menginspirasi dan layak menjadi Duta Perdamaian.
Kendati bangga dan senang, Harris mengaku pemilihan dirinya
sebagai Duta Perdamaian justeru dianggapnya sebagai sebuah pecutan untuk
berkarya lebih baik lagi, “Dengan aku diberi kepercayaan seperti ini, aku harus
berjuang lebih baik lagi, bukan untuk berbangga-bangga tetapi justeru menjadi
sebuah pecutan buat aku,” tegas Harris, yang merupakan mahasiswa lulusan
Institut Kesenian Jakarta.
[Humas Kwarnas/Dd] - Foto: Dok Humas Kwarnas/Hafiez Achmad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar