Hidup itu menyenangkan jika hubungan manusia yang satu
denga yang lainnya didasari oleh perdamaian. Perdamaian itu sangat mudah. Hanya
bermodalkan senyum dan jabat tangan, perdamaian akan bermula. “Langkah awal
perdamaian adalah senyum dengan mengembangkan bibir dan menggunakan kinestetis
bersahabat,” ujar Chintya, salah satu utusan WOSM (World Organization Scout
Movement) saat memfasilitasi para pembina pramuka dari 30 negara yang bersatu
dalam workshop Scout Leader di Paddle Camp, Cibubur, Jakarta Timur, Selasa, 26
Maret 2013.
Sebanyak 113 orang duta perdamaian
dunia dari manca negara, utusan 30 negara mengikuti International Scout Peace
Camp 2013 (ISPC 2013). Jumlah tersebut belum termasuk dari Gerakan Pramuka yang
masing-masing Kwarda Gerakan Pramuka seluruh Indonesia.Peserta berkegiatan di
Bumi Perkemahan untuk saling bersahabat dalam nuansa perdamaian dunia.
Mereka juga akan
berada di tengah masyarakat tradisional, yang hidup berdamai sejak lama, bahkan
menjadi cika bakal perdamaian alamiah. Di subcamp Sukaratu, Cianjur, subcamp
Desa Juhut Kecamatan Karang Tanjung Pandeglang, dan di Situ Babakan, Jakarta
Selatan. Peserta menyatu dengan penduduk, menghayati, dan turut serta dalam
kegiatan sehari-hari penduduk.
Batas negara, beda bangsa, dan bahasa tidak menjadi kendala baginya. Mereka mencurahkan senyum dalam bahasa kepramukaan dapat menyatu penuh damai. Lalu, mengapa pertikaian antarsuku, antarbangsa, dan antarnegara masih berbau mesiu sampai sekarang. Padahal, kedamaian itu nikmat senikmat tawa anak-anak rpamuka dalam berkegiatan di alam yang sesungguhnya. Sumber: Kompasiana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar